Penyalahgunaan Kekuasaan dan Pengkhianatan Ideologi
Merisa mengungkap bagaimana Soeharto mengeluarkan peraturan yang menguntungkan 7 yayasan pimpinannya dan dialirkan ke 13 perusahaan afiliasi keluarga. Sementara Bedjo Untung menambahkan dimensi pengkhianatan ideologis melalui Surat 11 Maret.
"Soeharto membelok ke imperialisme dan kapitalisme. Akhirnya hancurlah Indonesia sampai sekarang," jelas Bedjo mengenai penyimpangan dari ajaran anti-imperialisme dan anti-kapitalisme.
Warisan Militerisme dan Politik Hukum Soeharto
Merisa menegaskan bahwa Soeharto adalah wujud militerisme politik yang masih bergentayangan dalam demokrasi Indonesia. "Apa yang kita rasakan terkait multifungsi TNI sekarang pernah dilakukan Soeharto melalui doktrin dwifungsi ABRI tahun 86-98," tambahnya.
Bedjo juga mengungkap bahwa Soeharto berpura-pura sakit di pengadilan untuk menghindari pertanggungjawaban hukum atas kasus kejahatan dan korupsinya. "Sampai akhir hayatnya, dia lolos dari hukum," imbuhnya.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Kopdar Asatidz Aswaja Nusantara 2025: 100 Ulama Berkumpul di Bojonegoro, Kisah Haru Solidaritas hingga Umrahkan Pak RT
Puan Maharani Serukan Reformasi Birokrasi: Negara Harus Mempermudah, Bukan Memperumit!
Kepadatan Ekstrem Stasiun Manggarai: Prabowo Minta Tambah Gerbong KRL
Gubernur Riau Abdul Wahid Ditangkap KPK, Uang Rupiah dan Valas Disita