Etika Komisaris BUMN: Antara Kritik dan Konflik Kepentingan
Posisi komisaris BUMN seperti di Pertamina menuntut integritas dan loyalitas tinggi terhadap institusi. Namun, bagaimana ketika pejabat tersebut aktif mengkritik pemerintah dari dalam sistem? Artikel ini membahas dilema etika yang dihadapi komisaris BUMN dalam menyampaikan kritik.
Tanggung Jawab Komisaris BUMN dalam Tata Kelola Perusahaan
Jabatan komisaris BUMN bukan sekadar posisi strategis dengan fasilitas menggiurkan. Ini adalah amanah publik yang memerlukan netralitas dan dedikasi penuh. Komisaris bertugas menjaga tata kelola perusahaan negara agar berjalan efisien dan profesional untuk kepentingan rakyat.
Setiap tindakan dan pernyataan komisaris BUMN mencerminkan institusi tempatnya bernaung. Ketika terjadi konflik antara kritik terhadap pemerintah dengan loyalitas pada institusi, muncul pertanyaan mendasar tentang etika publik.
Dilema Etika Komisaris BUMN dalam Beropini
Demokrasi memang mengedepankan kebebasan berpendapat, namun situasi berbeda ketika kritik datang dari pejabat yang masih menikmati fasilitas negara. Terdapat batasan etika yang harus diperhatikan komisaris BUMN dalam menyampaikan pendapat.
Kasus Hasan Nasbi sebagai Komisaris Pertamina menjadi contoh nyata bagaimana konflik antara idealisme pribadi dengan tanggung jawab institusional. Kritik dari dalam sistem tanpa melepas privilege jabatan rentan dianggap tidak konsisten.
Artikel Terkait
KBRI Evakuasi 144 WNI Korban TPPO di Myanmar: Kondisi Terkini & Upaya Pemulangan
Projo Hapus Logo Siluet Jokowi, Budi Arie: Hindari Kesan Kultus Individu
Mediasi Gugatan Ijazah Jokowi Gagal, Kuasa Hukum: Tidak Ada Kewajiban Tunjukkan ke Publik
Peringatan Akademisi: Jangan Jadikan Generasi Muda Kelinci Percobaan Kebijakan Pendidikan