Emotional Eating di Kampus: 5 Cara Ampuh Hentikan Kebiasaan Makan Saat Stres!

- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 20:06 WIB
Emotional Eating di Kampus: 5 Cara Ampuh Hentikan Kebiasaan Makan Saat Stres!

Selain itu, konsumsi makanan manis dan gurih memicu pelepasan dopamin, hormon yang menciptakan perasaan senang dan tenang. Perasaan inilah yang membuat seseorang tanpa sadar terus mengulangi kebiasaan makan saat stres. Faktor lain seperti rasa bosan, kebiasaan masa kecil, dan kurangnya dukungan sosial juga turut berperan.

Dampak Serius Emotional Eating bagi Kesehatan Mahasiswa

Meski terlihat sepele, emotional eating dapat membawa dampak serius. Secara fisik, kebiasaan ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan, gangguan metabolisme, hingga obesitas. Secara psikologis, rasa bersalah setelah makan berlebihan justru memperburuk stres yang sudah ada.

Emotional eating terjadi dalam empat fase: the trigger (pemicu stres), the cover up (mencari makanan), the false bliss (perasaan tenang sesaat), dan the hang-over (rasa bersalah dan dampak negatif). Pengulangan fase false bliss ini berisiko menyebabkan gangguan makan yang lebih serius, seperti overweight atau binge eating disorder.

Cara Mengatasi dan Mencegah Emotional Eating

Mengelola emotional eating sangat penting untuk menjaga kesejahteraan fisik dan mental mahasiswa. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan:

  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik membantu mengurangi stres dan meningkatkan produksi hormon endorfin.
  • Melakukan Hobi: Menyibukkan diri dengan kegiatan yang disukai dapat mengalihkan pikiran dari keinginan untuk makan.
  • Mengatur Jadwal Belajar: Menyusun jadwal yang seimbang dengan menyelipkan waktu istirahat dapat mencegah kelelahan dan stres berlebihan.
  • Mencari Dukungan Sosial: Berbagi keluh kesah dengan teman terpercaya atau keluarga dapat meringankan beban emosional.
  • Konsultasi dengan Psikolog: Jika kesulitan mengelola stres dan emosi, mencari bantuan profesional adalah langkah yang tepat.

Dengan memahami penyebab, dampak, dan cara mengatasi emotional eating, mahasiswa diharapkan dapat lebih mampu mengelola stres akademik secara sehat. Dukungan dari lingkungan sekitar serta strategi coping yang positif adalah kunci untuk menjaga kualitas belajar dan kesehatan jangka panjang.


Halaman:

Komentar