Dampak Pemberitaan dan Reputasi Pesantren
Menurut Nasaruddin, pemberitaan tentang kekerasan seksual di pesantren dapat berdampak negatif terhadap reputasi lembaga pendidikan berbasis agama tersebut. Dia juga menyoroti isu lain yang menerpa pesantren, seperti temuan mayat, meski tidak merinci kasus yang dimaksud.
Dia mengkhawatirkan kerja keras para pendiri pondok pesantren yang telah ada bahkan sebelum Indonesia merdeka akan sia-sia akibat pemberitaan negatif. "Jangan sampai orang nanti alergi memasukkan anaknya ke pondok pesantren," ujarnya.
Oleh karena itu, Nasaruddin mengajak masyarakat untuk memelihara pondok pesantren dan menghargai jasa-jasanya. Dia mencatat, saat ini total jumlah pesantren mencapai 42.369, yang semuanya merupakan lembaga swasta. Akibatnya, pendanaan untuk pesantren sangat terbatas.
Insiden Musala Ambruk dan Hikmah di Baliknya
Dalam kesempatan itu, Nasaruddin juga menyinggung peristiwa ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 September lalu. Insiden yang menewaskan lebih dari 60 orang itu, menurut dia, memiliki hikmah. Salah satunya adalah tumbuhnya kesadaran bahwa pesantren membutuhkan perhatian dan anggaran dari pemerintah untuk meneruskan operasionalnya.
"Saya ingin mengingatkan kita semuanya ya, begitu banyak orang beriung-riung memasukkan anaknya ke pondok pesantren karena di situ ada ketulusan, keikhlasannya, bahkan banyak yang gratis," ujar Nasaruddin.
Artikel Terkait
Solidaritas Global untuk Sumatera: Bantuan Diplomat Dunia Tiba di Halim
Dari Cibubur ke Senopati: Kisah Arul dan Pintu Harapan Bernama Magang Nasional
Gus Faris Buka Suara: Konflik di Tubuh PBNU Bukan Soal Yahudi, Tapi Perebutan Tambang
Jalan Tol Kapalbetung Dinyatakan Layak untuk Arus Mudik Nataru