Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan perintah tegas kepada TNI, Polri, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai untuk menggelar operasi besar-besaran, menutup rapat-rapat semua jalur penyelundupan timah ilegal dari Bangka Belitung yang telah merugikan negara hingga puluhan triliun rupiah.
Di hadapan para pimpinan partai politik di Jakarta, Senin (22/9/2025), Presiden Prabowo dengan nada tinggi mengungkap skala masif masalah ini. Menurutnya, ada sekitar 1.000 lokasi penambangan timah ilegal yang beroperasi di provinsi tersebut, dengan sebagian besar hasilnya lari ke luar negeri secara haram.
Operasi penyekatan total ini, kata Prabowo, diproyeksikan mampu menyelamatkan potensi kerugian negara hingga Rp22 triliun hanya dalam periode September hingga Desember 2025. Angkanya bahkan bisa melonjak hingga Rp45 triliun sampai tahun 2026 jika penindakan ini berjalan efektif.
"Bangka Belitung cukup lama menjadi pusat tambang timah terkemuka di dunia. Itu terdapat 1.000 tambang ilegal. 1.000 tambang ilegal. Mulai tanggal 1 September kemarin, saya perintahkan TNI, Polri, Bea Cukai bikin operasi besar-besaran di Bangka Belitung, menutup yang selama ini hampir 80 persen hasil timah diselundupkan. 80 persen timah, kita, kita tutup!," tegas Prabowo sebagaimana dilansir Antara.
Presiden membeberkan, para penyelundup selama ini sangat licin. Mereka menggunakan berbagai modus, mulai dari perahu-perahu kecil hingga menyusupkannya lewat kapal penumpang seperti kapal feri untuk mengelabui petugas. Namun, Prabowo memastikan era itu telah berakhir.
"Sekarang tutup, tidak bisa keluar, sampan pun tidak bisa keluar," tegas Presiden, mengisyaratkan tidak ada lagi toleransi bagi para pelaku.
Namun, kejutan tidak berhenti di situ. Di tengah amarahnya terhadap praktik ilegal tersebut, Prabowo juga menyoroti adanya harta karun tersembunyi yang selama ini terabaikan: mineral tanah jarang (rare earth) yang terkandung dalam limbah tambang timah.
"Yang lebih merisaukan tetapi juga memberi harapan, ternyata limbahnya, limbahnya memiliki nilai yang sangat tinggi, karena limbahnya ternyata berisi mineral-mineral yang disebut tanah jarang, rare earth. Jadi, saudara-saudara, mungkin pejabat-pejabat kita tidak mengerti, dia kira limbah, padahal tanah jarang," ungkap Presiden.
Artikel Terkait
Irak Hancurkan Mimpi Piala Dunia Indonesia, Garuda Tumbang 0-1!
Tewas Ditembak OPM, Prajurit TNI Gugur Saat Anjangsana yang Harusnya Damai
Geger! Ratusan Bendera Palestina Berkibar di Patung Kuda, Sorak-Sorai Kutuk Israel
APBN Tergerus untuk Ponpes Al Khoziny? Komisi XI DPR Soroti IMB yang Tak Jelas!