3 Pesan Tersembunyi di Balik Kematian Misterius Arya Daru Pangayunan!

- Sabtu, 12 Juli 2025 | 00:45 WIB
3 Pesan Tersembunyi di Balik Kematian Misterius Arya Daru Pangayunan!


MURIANETWORK.COM - Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Arya Daru Pangayunan (39) yang ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan menyisakan duka dan tanda tanya besar.


Meta Ayu Puspitantri diketahui pertama kali merasakan firasat buruk ketika Arya tak memberikan kabar sepanjang malam. 


Ia kemudian meminta penjaga indekos untuk memeriksa kondisi suaminya.


Kekhawatiran Meta terbukti. Arya ditemukan telah meninggal dunia dengan kepala dibungkus lakban di kamar indekos di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi (8/7/2025).


CCTV menunjukkan bahwa Arya masih terlihat aktif pada malam sebelum ditemukan meninggal. 


Ia masih berkomunikasi dengan Meta pukul 21.00 WIB dan sempat menyapa penjaga kos pukul 22.15 WIB. 


Aktivitas terakhir Arya terekam pukul 23.30 WIB saat ia keluar kamar mengambil pesanan dari ojek online dan membuang bungkus makanan.


Menyoroti kematian misterius diplomat Kemlu RI Arya Daru Pangayunan (39), Pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Bambang Widjojanto angkat berbicara. 


Menurut Bambang Widjojanto setidaknya ada 3 pesan yang ingin disampaikan pembunuh dalam situasi lock room mystery (misteri pembunuhan kamar terkunci) seperti yang dialami diplomat Kemlu RI Arya Daru Pangayunan.


Berikut ini ulasannya:


1. Pesan pembungkaman


“Saya ingin mengatakan gini, pola pembunuhan seperti ini biasanya disebut sebagai lock room mystery. Dalam berbagai teori kriminologi. Lock room mystery itu dia sedang mengirim pesan simbolik,” kata Bambang Widjojanto dalam kanal Youtube miliknya, dilansir pada Jumat (11/7/2025).


“Dalam kasus kematian Arya Duta Pangayunan itu kan mulut wajahnya dilakban. Nah, ini bagi kalangan kriminolog disebut sebagai simbol pembungkaman. Oh, lagi dibungkam nih, Pak,” tambahnya. 


Masih menurut Bambang, pesannya adalah kepada orang lain melalui korban bahwa yang berani bicara dan membocorkan informasi akan berakhir seperti itu. 


“Semacam warning (peringatan). Pasti diplomat tahulah. Tapi itu juga kan teorinya ngomong kayak gitu dan teman-teman di kepolisian pasti juga jago-jago lah,” ungkap Bambang. 


Nah, apalagi kalau benar bahwa Arya sedang terlibat dalam melindungi warga negara Indonesia dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja


“Maka ini menjadi semakin relevan untuk melihat pola ini,” tegas Bambang.


2. Upaya skenario palsu 


Tidak sampai di situ saja, Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang terkunci dari dalam memunculkan teka-teki lain. 


Halaman:

Komentar