Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua dan ketiga tentang kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan Indonesia, pemimpin seharusnya menjadi contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Kata-kata yang kurang pantas bisa menciptakan jarak antara pemimpin dan rakyat, serta menurunkan kepercayaan terhadap kepemimpinan.
Di sisi lain, ada sebagian masyarakat yang menganggap ucapan Prabowo sebagai ekspresi spontan atau bentuk komunikasi yang lebih “membumi” dan apa adanya. Namun, sebagai seorang pemimpin negara, ada tanggung jawab besar dalam menjaga citra dan etika komunikasi.
Jika pemimpin membiasakan bahasa yang kasar atau tidak santun, hal itu bisa berdampak pada bagaimana masyarakat berinteraksi dan bagaimana politik dijalankan di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata, agar tidak hanya dihormati karena jabatannya, tetapi juga karena kebijaksanaan dan kedewasaannya dalam berkomunikasi.
Oleh: Untung Nursetiawan
Pemerhati Sosial Kota Pekalongan
Artikel Terkait
Kepsek Dicopot! Pelajar Ini Dilarang Ujian Gegara Tunggakan SPP yang Bikin Warganet Geram
Link Live Streaming Denmark vs Yunani, Siapa yang Lolos ke Piala Dunia 2026?
Erick Thohir Sudah Minta Maaf, Tapi Kenapa Banyak yang Masih Marah?
Prabowo Tegaskan Tak Bayar Utang Kereta Cepat: Warisan Jokowi atau Beban Baru?