Dalam kasus perdagangan anak itu, upaya penyelamatan berakhir baik. Polisi berhasil memulangkan korban ke keluarganya.
"Kita ketahui ada perdagangan anak yang dikirim ke salah satu suku... kami berhasil menyelamatkan serta mengembalikan anak ini kepada orang tuanya, serta dilindungi oleh negara melalui Kementerian Sosial," jelasnya.
Itu bukan satu-satunya. Di sisi lain, masih ada lagi kasus penculikan yang terjadi di Jakarta Timur. Tim berhasil menyelamatkan korbannya.
Fokus pada penculikan memang tinggi, mengingat dampaknya yang langsung mengancam nyawa dan keselamatan anak. Tapi daftar kejahatan yang mereka hadapi masih panjang.
Eksploitasi dan penjualan anak, misalnya, masih menjadi pekerjaan rumah yang berat. Iman memberi contoh nyata.
"Yang pertama, eksploitasi anak di wilayah Jakarta Barat, di mana korban diiming-imingi sebuah pekerjaan, namun pada pelaksanaannya korban justru dipekerjakan atau dieksploitasi secara seksual," paparnya dengan nada serius.
Lalu ia melanjutkan, "Kemudian yang kedua, penyelamatan dan pemulihan korban anak pada kasus penjualan anak. Dan ini juga masih menjadi PR kami untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat."
Meski tantangan berat, ada secercah optimisme. Iman menyebut terjadi penurunan angka kejahatan terhadap kelompok rentan dibanding tahun 2024.
"Hal ini tentunya ditunjukkan dengan keberhasilan adanya penurunan sebesar 8,82 persen," tandasnya menutup paparan.
Penurunan itu jadi angin segar. Tapi perjalanan untuk melindungi mereka yang paling rentan jelas masih panjang.
Artikel Terkait
Prabowo Sambut Tahun Baru di Tenda Pengungsian Batang Toru
Crypto Presale Tak Lagi Sekadar Gebrak-Gebruk, Kini Fokus pada Kegunaan Nyata
Jakarta Redupkan Gemerlap, Tahun Baru 2026 Diwarnai Doa dan Donasi
Jakarta Berubah Wajah: Sudirman-Thamrin Jadi Panggung Car Free Night di Malam Tahun Baru