Krisis Konstitusi: Sutoyo Abadi Soroti Akar Konflik Rakyat dan Kekuasaan
Jakarta – Situasi konstitusi kita sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, menurut sejumlah pengamat, kondisi ini sudah memicu krisis legitimasi yang serius. Jaringan aturan dan hukum yang seharusnya jadi pedoman hidup berbangsa terlihat rusak. Koordinator Kajian Politik Merah Putih, Sutoyo Abadi, menyampaikan analisis pedasnya kepada redaksi pada akhir tahun 2025.
“Tidak ada fenomena yang lebih mengerikan saat ini,” ujar Sutoyo.
“Krisis konstitusi ini berdampak langsung pada krisis legitimasi kekuasaan. Semua dasar tatanan hidup ke-Indonesiaan itu sudah rusak.”
Menurutnya, sulit untuk membantah peringatan yang sudah-sudah. Semua orang sebenarnya tahu, meski mungkin banyak yang lengah. Ancaman utamanya bukan lagi senjata perang konvensional, melainkan sesuatu yang lebih halus dan menggurita: imperium uang.
“Kekuatan kaum kapitalis hitam, para oligark, itu ada pada uang. Uang menjadi imperium kekuasaan baru yang bisa meluluhlantakkan negara,” tegasnya.
Keadaan itu, lanjut Sutoyo, menciptakan impunitas atau kekebalan hukum yang menjijikkan. Pejabat negara pun, dalam pandangannya, berubah menjadi sekadar budak dari kekuatan tersebut.
Di sisi lain, rakyat di lapangan bukan tidak melihat semua ini. Mereka merasakan dan menyaksikannya dengan jelas. Akibatnya, perlawanan terbuka terhadap pemerintah mulai muncul. Situasi ini makin parah dengan kualitas kabinet yang dinilai jauh di bawah standar. Anggota dewan pun dianggap tidak lebih dari boneka yang mewakili kepentingan oligarki.
Artikel Terkait
Korban Tewas Banjir Aceh dan Sumatera Tembus 1.141 Jiwa, 163 Masih Hilang
Ganjil Genap Tetap Berlaku di Malam Tahun Baru 2025
SIM Keliling Bandung Kembali Beroperasi di Dua Titik Hari Ini
Sayap Pesawat Terbang Diterbangkan Angin Puting Beliung, Hantam Atap Rumah Warga Bogor