“Capaian ini didukung oleh penangkapan terhadap 147 tersangka pada tahun 2023, kemudian 55 tersangka pada tahun 2024, dan 51 tersangka pada tahun 2025,” sambung dia.
Langkah-langkah tegas itu dinilainya efektif. Potensi ancaman bisa ditekan, stabilitas keamanan nasional pun relatif terjaga. Tapi, pekerjaan rumahnya tidak berhenti di situ.
Masih seputar anak-anak, Densus berhasil mengungkap jaringan radikalisme yang melakukan perekrutan daring terhadap anak di bawah umur. Jaringannya cukup luas.
“Sedangkan keberhasilan menonjol Densus 88 Antiteror sepanjang 2025, di antaranya pengungkapan jaringan radikalisme pada anak di bawah umur dengan rekrutmen online yang melibatkan lima tersangka teroris dengan target 110 anak di 23 provinsi,” ujar Syahar.
Selain itu, sejumlah rencana aksi berhasil digagalkan. Empat rencana terorisme dari kelompok Anshor Daulah dipatahkan. Bahkan, dua puluh rencana serangan lain yang dirancang oleh anak di bawah umur juga berhasil dihentikan sebelum eksekusi.
Tak ketinggalan, dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru kali ini, Densus juga menangkap tujuh tersangka terorisme. Sebuah penutup tahun yang cukup berat, tapi menunjukkan kewaspadaan yang tak pernah lengah.
Artikel Terkait
BNPT Ungkap 112 Anak Teradikalisasi, Game Online Jadi Pintu Masuk Baru
Kapolda DIY Minta Jajarannya Tak Baper dengan Komisi Reformasi Polri
Menasihati Penguasa di Depan Umum: Bolehkah atau Justru Wajib?
Tradisi Tahun Baru: Dari Konvoi Kembang Api hingga Doa Bersama Keluarga