“Narasumber, apalagi politisi, itu licin. Lidahnya nggak bertulang. Datang cuma bawa pertanyaan ‘gimana tanggapannya, pak?’ ya habis. Kau cuma jadi tiang mic berjalan,” sindirnya pedas.
Intinya, kualitas berita ditentukan gigitan pertanyaannya, bukan jawaban narasumber. Tanpa riset, kita cuma corong buat kebohongan yang dibungkus rapi.
Puncaknya pas jam tiga pagi. Bos Top ngeluarin kartu as dari Guru Besar kita, Dahlan Iskan.
“Ingat kata Pak Dahlan,” ujarnya. Bayangannya memanjang di bawah cahaya lampu hias. “Wartawan merekam itu cari aman. Wartawan mencatat itu cari selamat. Tapi... wartawan hebat datang dengan tangan kosong!”
Saya melongo. Hampir tersedak nastar. Tangan kosong?
“Iya. Pake otakmu! Simak, pahami, terus tulis pake logikamu sendiri,” jelasnya, nada rendah tapi menancap. “Kalau tangan sibuk pegang alat, matamu luput baca gerak-gerik. Rekaman cuma tangkap suara, tapi nalarmu tangkap ‘rasa’. Itu yang bikin tulisan hidup, nggak kaku kayak berita acara polisi.”
Tapi, sebagai jurnalis lapangan yang tahu licinnya dunia, dia buru-baru kasih pagar pengaman. Biar saya nggak mati konyol.
“Ingat! Asas ini gugur kalau liputan sensitif. Investigasi korupsi, kasus hukum. Narasumber bisa ngeles. Kalau udah urusan nyawa atau penjara, rekaman itu alat bukti dan saksi mahkota. Tapi untuk feature atau cerita manusia... matikan alatmu. Nyalakan nalarmu.”
Diskusi berakhir pas mata saya tinggal nyala 5 watt. Azan subuh udah mulai terdengar sayup. Kami dibebaskan.
Pulangnya, saya membelah kabut pagi Palangka Raya dengan langkah sempoyongan. Bukan cuma ngantuk. Kepala terasa berat oleh pelajaran baru, tapi hati terasa penuh. Diterima sebagai keluarga di tanah Dayak ini.
Malam penghujung 2011 itu ngajarin satu hal: misteri kolor hilang harus ditulis seserius isu negara. Asal pakai akal sehat, riset kuat, dan hati yang udah bersyahadat pada kebenaran. Di Palangka Raya inilah, jurnalis asal Pati ini akhirnya merasa pulang beneran.
Artikel Terkait
Manado Berduka: Lahan Pemakaman Disiapkan untuk 16 Korban Panti Werdha Terbakar
Gempa 3,4 Magnitudo Guncang Pidie Jaya di Tengah Malam
Trump Beri Ultimatum Iran: Kami Akan Menghancurkan Kalian
Netanyahu dan Trump Bahas Gaza dan Iran di Mar-a-Lago, Hamas Tolak Rencana Pelucutan Senjata