Patung macan putih di Desa Balungjeruk, Kediri, tiba-tiba jadi buah bibir di media sosial. Bukan karena gagahnya, tapi justru karena bentuknya yang dianggap aneh dan jauh dari kesan sang raja hutan.
Menurut Kepala Desa Balongjeruk, Safi'i, ide membuat patung ini datang dari warga. Tujuannya sederhana: menghidupkan kembali legenda lokal sekaligus menciptakan ikon untuk desanya. Setelah melalui musyawarah, akhirnya rencana itu disetujui.
Legenda macan putih ini sendiri bukan cerita baru. Safi'i menjelaskan, kisahnya turun-temurun diceritakan oleh sesepuh desa.
"Ada tokoh agama dan masyarakat di sini, Mbah Maskam, yang sering bercerita bahwa yang 'momong' atau menjaga Desa Balongjeruk ini adalah macan putih. Bisa dibilang seperti pawang atau danyang penjaga tempat," ujar Safi'i, Senin (29/12).
"Beberapa tokoh lain, bahkan kepala desa sekitar tahun 98-an, juga punya cerita serupa. Bahkan konon pernah ada yang bertemu langsung," lanjutnya menambahkan.
Nah, yang menarik dari proyek ini adalah soal pembiayaannya. Safi'i menegaskan, tidak satu rupiah pun uang desa yang dipakai. Semua dananya berasal dari kocek pribadinya sendiri.
Artikel Terkait
Dari Lini Produksi ke Rak Toko: Dua Anak Muda Temukan Makna Nyata di Balik Karir
Maklumat Yogyakarta: Tokoh Senior Desak Prabowo Cabut UU IKN dan DKJ
XRP Staking: Peluang Pendapatan Pasif di Tengah Perubahan Wajah Kripto
Harapan Pedagang Terompet di Trotoar Jakarta: Dari Tradisi Turun-Temurun hingga Rezeki Akhir Tahun