Di Posko Bencana Nasional, Lanud Halim Perdanakusuma, suasana siang itu tampak sibuk. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berdiri di hadapan awak media, Senin (29/12), untuk membeberkan langkah-langkah pemerintah menangani korban bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Rencananya cukup komprehensif, mencakup dari tempat tinggal hingga kebutuhan sehari-hari.
Untuk rumah warga yang mengalami kerusakan ringan dan sedang, skemanya langsung. "Konsep utamanya, untuk yang rusak ringan dan sedang diberikan biaya dukungan. Rp 15 juta untuk yang ringan, dan Rp 30 juta untuk yang sedang," jelas Tito.
Namun begitu, persoalan jadi lebih kompleks bagi mereka yang rumahnya hancur diterjang banjir dan tanah longsor. Pemerintah punya skema khusus yang memberi pilihan.
"Untuk yang rusak berat itu nanti akan disiapkan huntara, hunian sementara. Ada yang mungkin huntara disiapkan, atau ingin dapat biaya bantuan ingin di rumah keluarganya," urainya lebih lanjut.
"Setelah itu disiapkan hunian sambil dibangunkan hunian tetap," sambung Mendagri.
Lalu, dari mana dana untuk membangun hunian sementara ini? Tito merincinya. Sumber dananya tak cuma satu, melainkan tiga jalur. "Yang pertama dari Danantara sebanyak 15 ribu unit," ungkapnya.
Artikel Terkait
22 Desa Hilang, Kemendagri Kerahkan Ribuan Praja IPDN ke Sumatera
Slank dan Topeng Joker: Tertawa di Negeri yang Sakau
Dewan Syariah Surakarta Soroti Izin Proyek Bukit Doa Hollyland
Menteri Minta BMKG Waspadai Perubahan Cuaca Jelang Tahun Baru