Kukuh mengamini. Bayangkan, kata dia, kalau ada air dalam bahan bakar dan terjadi water hammer di mesin kendaraan angkutan barang yang sedang melintas jarak jauh. Bisa kacau balau.
Cukai yang Membelenggu
Selain infrastruktur, hambatan fiskal juga jadi ganjalan serius. Saat ini, bioetanol untuk bahan bakar masih dikenai cukai Rp20.000 per liter disamakan dengan alkohol konsumsi. Tentu saja ini membuat harganya sulit bersaing.
Dukungan untuk petani tebu di hulu juga dinilai perlu diperkuat, mulai dari subsidi pupuk hingga jaminan harga beli molase yang layak.
Melihat Kesuksesan Brazil
Nah, untuk inspirasi, kita bisa belajar dari Brazil. Negeri Samba itu sudah konsisten menerapkan kebijakan pro-etanol sejak 1975. Kini, mereka bahkan sudah mencapai campuran E85 hingga E100 berkat mesin flex fuel.
Jangan Taruh Semua Telur di Satu Keranjang
Kukuh dari GAIKINDO punya pesan penting: transisi energi jangan hanya fokus pada satu jalur. Pendekatan multi-pathway lebih realistis.
Indonesia punya banyak pilihan: biodiesel, bioetanol, gas, dan listrik. Semuanya bisa dikembangkan berbarengan. Kendaraan hybrid dan plug-in hybrid juga bisa jadi jembatan yang efektif menuju masa depan yang lebih bersih.
Intinya: Konsistensi
Pada akhirnya, rekomendasi dari para ahli ini bertemu pada satu titik yang sama. Pemerintah harus konsisten. Evaluasi rutin, dukungan fiskal yang tepat, dan yang paling penting, komitmen politik yang tidak goyah setiap kali ada pergantian pemimpin.
Transisi energi di sektor transportasi jelas bukan perkara gampang. Ini soal teknis, infrastruktur, ekonomi, dan politik yang harus berjalan beriringan. Target net zero 2060 masih mungkin dicapai. Asal semua pihak, terutama pemerintah, punya niat dan konsistensi yang kuat untuk mewujudkannya.
Artikel Terkait
Darfur Berdarah Lagi: Lebih 200 Warga Sipil Jadi Korban Serangan Bermotif Etnis
Hijau dan Cokelat Beradu Palu, Hunian Darurat Tumbuh di Sisa Banjir Sumbar
Ampera Dikarantina Tiga Jam Demi Malam Tahun Baru yang Kondusif
Deru Soroti Truk ODOL sebagai Biang Kerusakan Jalan Sekayu–Muara Beliti