MURIANETWORK.COM – Kritik pedas kembali dilontarkan Habib Rizieq Shihab. Kali ini, sang imam besar Front Pembela Islam itu menyoroti sikap pemerintah yang dinilainya plin-plan dalam menangani musibah di Sumatera. Yang jadi sorotan adalah keengganan menerima bantuan dari luar negeri. Padahal, di saat bersamaan, pemerintah tak segan mengajukan utang besar-besaran ke negara lain. Sungguh sebuah ironi.
“Jadi sekali lagi saudara, bencana nasional nggak usah malu. Ngucapin bencana nasional malu, jangan. Kalau ngutang boleh malu. Betul? (Betul!)”
Suaranya lantang, diikuti sahutan riuh jamaah yang hadir dalam ceramahnya, Jumat (26/12) lalu.
“Ngutang triliun-triliunan nggak malu, nerima bantuan malu,” tambahnya.
Bagi Rizieq, sikap seperti ini cuma bikin bingung. Menetapkan status bencana nasional, menurutnya, bukanlah aib. Justru itu langkah krusial agar penanganan bisa lebih cepat dan maksimal. Standar ganda pemerintah inilah yang ia tentang.
“Insya Allah, kira-kira jelas nggak? (Jelas!) Jelas nggak? (Jelas!)” tanyanya sekali lagi, memastikan pesannya tersampaikan.
Ia lantas menengok ke belakang, ke masa Orde Baru. Tahun 1992, tsunami menerjang Nusa Tenggara Timur. Saat itu, respons pemerintah Soeharto sangat berbeda.
“Begitu terjadi tsunami, Presiden Soeharto mendapatkan berita langsung diumumkan bencana nasional. Selesai!” tuturnya.
Dampaknya, kata dia, pemulihan berjalan lancar. Tak ada keributan yang berlarut-larut.
“Hanya dalam sekian minggu, selesai. Yang rusak dibangun kembali, jalan dibangun kembali, jembatan dibangun kembali, saudara. Selesai! Nggak ada ribet-ribet.”
Artikel Terkait
Semeru Erupsi di Balik Kabut, Warga Diimbau Tinggalkan Radius Bahaya
Mencari Makna Islah di Tengah Gelombang Konflik Internal NU
Puncak-Cipanas Siaga Macet, 1.300 Personel Dikerahkan Jelang Malam Tahun Baru
Tol Cipali Sepi Pasca-Lebaran, Volume Kendara Anjlok 51 Persen