Di bawah langit kelabu Vatikan, berkat Natal Paus Leo XIV kali ini terasa berbeda. Ini adalah perayaan Natal pertamanya sejak terpilih Mei lalu, menggantikan Paus Fransiskus yang telah wafat. Dari mimbar Basilika Santo Petrus, Kamis (25/12) lalu, sorotannya justru tertuju pada krisis kemanusiaan yang memilukan di Jalur Gaza.
Dalam khotbahnya, Paus mengajak jemaat merenung. Ia bercerita tentang kelahiran Yesus di sebuah kandang yang sederhana, tentang kerapuhan manusia di tengah kemiskinan dan konflik. Narasi itu ia sambungkan langsung dengan realitas yang terjadi hari ini, jauh dari kemegahan Vatikan.
“Bagaimana mungkin kita tidak memikirkan tenda-tenda di Gaza, yang selama berminggu-minggu terpapar hujan, angin, dan dingin?”
Suaranya, seperti dilaporkan AFP, terdengar penuh keprihatinan. Pertanyaan retoris itu menggantung, menyentak kesadaran.
Namun begitu, perhatiannya tidak berhenti di Gaza. Leo juga menyoroti penderitaan tunawisma di berbagai penjuru dunia. Ia bicara tentang kehancuran akibat perang yang masih berkecamuk, meninggalkan luka yang dalam bagi peradaban.
Artikel Terkait
Jalur Alternatif Puncak Amblas, Warga Buru-buru Dirikan Jembatan Bambu
Ayah Absen di Rumah: Fenomena Baru yang Menggerus Ketahanan Keluarga
Ribuan Tawon Serbu Jembatan Cisomang, Lalu Lintas Tak Terganggu
Durian dari Warga Gayo Lues untuk Awak Helikopter Bantuan