Di belakang Masjid Budi Sehati, di Jalan S.M. Raja, sebuah bendera kuning masih tertancap. Sudah dua minggu lamanya. Ia menandai sebuah titik di tanah longsoran yang basah dan tak stabil sebuah penanda yang tak boleh diabaikan.
Bendera itu bukan sekadar penanda biasa. Ia adalah hasil kerja, bahkan mungkin keyakinan, dari tiga anggota pasukan K9: Ari, Walet, dan Dasa. Menurut sejumlah saksi, sejak hari pertama pencarian, ketiga anjing pelacak ini terus-menerus mengarah ke tempat yang sama. Insting mereka seolah mengunci satu titik potensial itu. Maka, ditancapkanlah bendera kuning sebagai isyarat.
Namun begitu, evakuasi tak semudah yang dibayangkan. Alat berat mustahil masuk. Tanahnya terlalu basah, timbunannya terlalu tinggi dan rawan bergerak lagi. Akhirnya, mau tak mau, proses harus dilakukan secara manual. Tim gabungan pun berjuang, menggali perlahan-lahan menembus kedalaman tanah yang lembap di sekitar titik bendera.
Dan di sanalah, tepat di bawah kain kuning itu, mereka menemukannya.
Ungkapan itu dikutip dari laporan tim relawan di lapangan, menggambarkan ketepatan yang menyentuh sekaligus memilukan.
Artikel Terkait
Seribu Lebih Nyawa Melayang, Status Bencana Nasional Masih Digantung
Ancol Batalkan Kembang Api Tahun Baru, Unggulkan Solidaritas untuk Korban Bencana
Burhanuddin Angkat Bicara Usai OTT KPK: Saya Bersyukur Dibantu
Prabowo Tegaskan Siap Berkorban, Tak Peduli Ditertawakan