Di tengah hiruk-pikuk Jalan Sultan Agung, sebuah toko telah berdiri kokoh selama hampir tiga dekade. Toko Bahan Kue Intisari di nomor 67A, Gunungketur, itu bukan sekadar tempat belanja biasa. Bagi banyak pelaku usaha dan ibu rumah tangga di Yogyakarta, ia adalah rujukan utama bahkan mungkin yang pertama untuk segala kebutuhan baking.
“Intisari Sultan Agung ini pionirnya bahan roti di Yogyakarta,” ujar Theresia Emmy Marjani, sang Kepala Toko, dengan nada bangga.
Ditemui dalam sebuah kesempatan, Emmy menegaskan, “Kita yang pertama, dan tidak buka cabang di manapun.” Komitmen untuk tetap tunggal itu seperti menjadi bagian dari identitas toko legendaris ini.
Perjalanannya dimulai jauh sebelum toko fisik ini ada. Awalnya, Yustinus Rusmin dan Sumarni Mantan, pasangan suami istri pendiri, memulai usaha dari lorong sempit Pasar Beringharjo. Barulah pada 10 Desember 1995, Intisari Sultan Agung resmi berdiri. Emmy sendiri sudah mengabdi sejak hari pertama toko itu buka.
Kini, kendali operasional telah beralih ke generasi kedua, Adhiputra Rusmin. Perubahannya signifikan. Dari toko rumahan, Intisari bertransformasi menjadi pusat penyedia bahan yang melayani segala jenis pelanggan. Mulai dari ibu rumah tangga yang coba-coba buat kucuran, pelaku UMKM, sampai pengusaha roti besar dan jaringan hotel.
Artikel Terkait
300 Sertifikat Tanah Akhirnya Hamparkan Kepastian Hukum bagi Warga Engkersik
Survei Ungkap Mayoritas Pilih di Rumah, Tapi 120 Juta Orang Diprediksi Ramai Jalanan Saat Nataru
Minum Setelah Makan: Mitos atau Boleh? Ini Kata Dokter
Polisi Sterilisasi Gereja Katedral Jakarta Jelang Perayaan Natal