Awal libur sekolah tiba. Anak-anak riang, bebas dari rutinitas. Tapi ada satu program yang justru tetap berjalan: Makan Bergizi Gratis. Muncul pertanyaan sederhana, tapi penting. Kenapa program ini nggak ikut libur juga?
Bayangkan saja. MBG tetap jalan saat sekolah sepi itu ibarat ngadain pesta di ruangan kosong. Suasananya janggal, dan siapa yang mau datang?
Lalu, gimana cara menyalurkannya? Opsi pertama, ya siswa disuruh ambil sendiri ke sekolah. Coba deh tanya, ada berapa anak yang rela potong liburan cuma buat jemput makan siang gratis? Hampir mustahil.
Opsi kedua, makanan dikirim ke rumah. Nah, ini malah bikin pusing. Siapa yang mau jadi kurirnya? Dinas terkait pasti akan angkat tangan. Kecuali ada anggaran transportasi tambahan yang jumlahnya nggak main-main.
Sementara kita sibuk memikirkan soal teknis penyaluran MBG ini, coba lihat kondisi di lapangan. Di Aceh, Sumatera Utara, dan sejumlah wilayah lain, banjir masih merendam segalanya. Warga di sana harus berjuang mengangkut beras dan sembako melalui jalan becek, lumpur, dan genangan.
Artikel Terkait
Kalung Kenangan Yayang Direnggut Paksa di Gang Batas Pandang
BMKG Ungkap Batasan Prediksi Siklon Tropis, Siapkan Sistem Peringatan Dini Berbasis Dampak
Kapolri Pimpin Apel Banser di Cirebon, Siapkan Pengamanan Natal dan Tahun Baru
Sidang Korupsi Chromebook Nadiem Ditunda Lagi, Kesehatan Jadi Alasan