Di Hotel Vertu, Jakarta Pusat, Senin lalu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan kegelisahannya. Persoalannya klasik tapi terus menganga: banyak lulusan PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) yang masih menganggur, belum terserap dunia kerja. Menurutnya, ini tak lepas dari evaluasi program studi yang lemah. Yang diajarkan di kampus kerap tak nyambung dengan kebutuhan pasar.
"Mungkin lebih produktif kalau kita mengevaluasi apa yang kita maksud dengan integrasi keilmuan ini," ujar Nasaruddin.
Ia lalu memberi contoh yang cukup menohok. Lulusan fikih muamalah, misalnya, justru kurang dilirik oleh perbankan syariah. Padahal, sektor itu seharusnya jadi lahan subur bagi mereka.
"Kok kenapa fikih muamalah itu tidak laku di perbankan syariah? Jadi orang asing tuh alumni fakultas syariah, para jurusan muamalah di perbankan syariah. Ini ada sesuatu yang tidak beres nih," katanya.
Ia menyayangkan realita pahit di mana lulusan fakultas syariah malah jadi penonton. Sementara posisi-posisi di bank syariah justru diisi oleh lulusan ekonomi dari universitas umum.
"Kita melakukan pembiaran anak kita jadi penonton. Yang diterima dari Fakultas Ekonomi UI, tapi bekerja di bank syariah. Justru alumni fikih muamalah ini tidak dapat apa-apa," tegasnya.
Persoalan lain yang disoroti adalah pembukaan program studi yang dinilai berlebihan. Fakultas Tarbiyah disebut-sebut sebagai penyumbang terbesar angka pengangguran dari kalangan alumni PTKIN.
"Semuanya Fakultas Tarbiyah. Padahal ini kan overloading. Alumni Fakultas Tarbiyah itu kan sudah paling banyak menganggurnya," ucap Nasaruddin.
Logikanya sederhana. Kalau pasar kerjanya sudah sesak, buat apa terus membuka jurusan yang sama? Itu hanya akan menambah panjang antrian pengangguran.
"Jadi mungkin kita perlu evaluasi. Tutuplah, jangan memperbanyak penganggur-penganggur kita dari ini. Sudah tahu bahwa Fakultas Tarbiyah itu overloading, buka lagi. Akhirnya apa, alumninya mau ditaruh di mana?" tanyanya retoris.
Peringatannya jelas: jangan asyik memproduksi mahasiswa tanpa memedulikan nasib mereka setelah lulus.
Artikel Terkait
Bantuan Logistik Aceh Masih Andalkan Helikopter, Akses Darat Terkendala Medan
Prabowo dan Dokumen Rahasia yang Menggambarkan Musuh Lama
Mahfud MD Bongkar Praktik Bayar-Bayaran untuk Naik Pangkat di Polri
Laporan Bencana yang Vokal Ditekan, Transparansi Dipertanyakan