Bencana banjir dan longsor yang melanda Langkat beberapa hari sebelumnya benar-benar memporak-porandakan segalanya. Situasi masih tak menentu ketika panggilan darurat itu masuk ke Puskesmas Stabat Lama. Ada seorang ibu hamil besar yang harus segera dipindahkan dari RSUD Tanjung Pura.
Rajula, 38 tahun, kondisinya sudah kritis. RSUD setempat, yang juga ikut terdampak banjir, tak lagi mampu menangani persalinannya. Parahnya lagi, ambulans rumah sakit itu sendiri tak bisa beroperasi. Mau tak mau, pihak RSUD mesti meminta bantuan.
Dr. Afriza Amelia, dokter umum dari Puskesmas Stabat Lama, masih mengingat jelas momen itu.
"Pada saat bencana banjir kemarin, ada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura. Kebetulan rumah sakit itu terdampak banjir sehingga mereka tidak bisa memberikan pelayanan. Dan ambulans mereka juga terhalang untuk beroperasi. Jadi dari sana menghubungi kami ke Puskesmas Stabat Lama untuk membantu mengevakuasi ibu hamil tersebut," jelas Afriza dalam wawancaranya.
Tanpa buang waktu, Afriza dan timnya segera bergerak. Tujuannya: membawa Rajula dengan ambulans puskesmas menuju RS Putri Bidadari yang lokasinya tak tersentuh banjir dan masih beroperasi normal.
Namun begitu, perjalanan yang seharusnya menjadi sebuah evakuasi rutin berubah menjadi momen mendebarkan. Kontraksi yang dialami Rajula ternyata sudah sangat kuat dan berlangsung lama. Dia tak bisa lagi menahan rasa sakitnya.
Artikel Terkait
Petani Hidroponik Madiun Raup Omzet Ganda Berkat Program Makan Bergizi
Warga NU Serukan Kembali ke Khittah, Tolak Konsesi Tambang
Kepala BRIN Teguk Air Minum Hasil Olahan Banjir di Aceh Tamiang
Kisah Mahasiswa di Luar Negeri: Dari Frustasi Internet hingga Solusi Tak Terduga