Sering Kecewa pada Teman? Mungkin Harapanmu yang Terlalu Tinggi

- Minggu, 21 Desember 2025 | 22:06 WIB
Sering Kecewa pada Teman? Mungkin Harapanmu yang Terlalu Tinggi

Pernah nggak sih, merasa sudah ngasih banyak ke teman, tapi balasannya cuma biasa aja? Atau tiba-tiba dideketin cuma pas dia lagi butuh bantuan? Kekecewaan kayak gini rasanya udah jadi menu wajib dalam pertemanan. Tapi, seringkali sumber kekecewaan itu bukan karena kita disakiti secara terang-terangan. Lho, terus kenapa? Jawabannya simpel: harapan kita yang terlalu tinggi. Kita lebih sering menilai sebuah hubungan dari seberapa dekat kita, bukan dari seberapa paham kita sama sifat asli orangnya.

Kenapa Pertemanan Bisa Bikin Kecewa?

Dalam interaksi sehari-hari, sebenarnya kita bisa kok melihat bagaimana sikap seseorang. Cara dia ngobrol, kebiasaannya, dan bagaimana dia memperlakukan orang lain. Semua itu adalah petunjuk. Sayangnya, demi rasa nyaman atau supaya diterima, kita sering banget mengabaikan tanda-tanda itu. Akhirnya, munculah teman yang awalnya terasa baik banget, tapi lama-lama justru bikin pusing karena batasan nggak pernah kita buat dari awal.

Di sisi lain, otak kita ini suka banget menambal kekosongan informasi dengan imajinasi dan harapan. Saat berteman, kita cenderung membayangkan orang lain akan bersikap sama persis seperti kita. Padahal, jelas-jelas setiap orang punya caranya sendiri untuk memberi perhatian dan menjaga hubungan. Nah, ketika kita lagi butuh dukungan atau merasa kesepian, sikap biasa dari seorang teman bisa dengan mudah terasa seperti penolakan. Dia sebenarnya nggak berubah. Ekspektasi kitalah yang melambung terlalu tinggi.

Nggak Semua Orang Harus Jadi Teman Dekat

Ini poin penting yang sering dilupakan. Mengenali sifat seseorang nggak selalu berarti kita harus masuk ke lingkaran terdalamnya. Ada orang yang cocoknya cuma jadi teman ngobrol santai. Ada yang pas banget jadi rekan kerja. Dan, jujur saja, ada juga yang lebih aman kalau kita jaga jarak. Berteman secukupnya bukan berarti kita jadi orang yang dingin atau antisosial. Ini justru bentuk pertahanan diri biar nggak kelelahan secara emosional terus-terusan.

Mengenali Batas: Kunci Hubungan yang Awet


Halaman:

Komentar