Justru karena itulah, kewajiban kita sebagai pendukung adalah mengawasi dengan kritis. Bukan malah mengkultuskan, menjadikan mereka seperti manusia maksum yang tak pernah alpa. Jangan sampai kita seperti kaum fanatik lain yang sebut saja sampai menyembah pemimpinnya.
Ada satu hal lagi yang mengkhawatirkan. Konon, informasi yang sampai ke presiden sekarang ini cuma lewat satu pintu: Seskab, Tedy Indra Wijaya. Dia yang seolah berhak memilah, mana info yang layak disampaikan dan mana yang tidak.
Kalau begini, presiden bisa merasa semua instruksinya sudah berjalan mulus. Padahal, kenyataannya di lapangan? Belum tentu.
Maka, jadilah pendukung yang cerdas. Bukan penjilat gratisan yang masih terbawa ego karena menang pilpres. Tabiat seperti ini persis suporter bola yang ngamuk kalau timnya kalah. Kita kan sudah menang pilpres, tapi kok masih bersikap seperti itu? Sungguh tidak dewasa.
Atau jangan-jangan, secara tidak sadar, Anda sudah menganggap Prabowo seperti nabi, dan para menterinya adalah murid-murid yang mulia?
Oh, come on…
~DBS~
"Diambil dari sebuah unggahan media sosial.
Artikel Terkait
Tiga Jaksa di HSU Dicopot Usai Dijerat KPK dalam Kasus Pemerasan
5 Ide Kado Natal untuk Balita yang Seru dan Sarat Manfaat
Kajari HSU Dicopot Usai KPK Tangkap Basih Kasus Pemerasan
Presiden Prabowo Turunkan Tito, Huntap Korban Bencana Sibolga Mulai Dibangun