“Dalam aktivitas operasional di area Garis Kuning, utara Jalur Gaza, sejumlah individu mencurigakan teridentifikasi di sebuah struktur komando,” begitu bunyi pernyataan resmi mereka. Lokasinya disebut berada di sebelah barat Garis Kuning.
Namun begitu, serangan ini memicu gelombang duka dan kemarahan. Esok harinya, Sabtu (20/12), puluhan warga Palestina membanjiri sebuah rumah sakit di Kota Gaza. Mereka berkumpul, berpelukan, meratapi kepergian enam orang yang tewas.
Suasana haru itu tak terbendung.
Kelompok Hamas langsung menyuarakan kecaman keras. Mereka menyebut serangan ini sebagai pelanggaran nyata terhadap kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlaku.
“Ini adalah kejahatan brutal terhadap warga sipil tak bersalah. Pelanggaran yang mencolok dan dilakukan berulang,” tuding Hamas dalam pernyataannya di hari Sabtu.
Data dari Kementerian Kesehatan Gaza mencatat korban yang terus berjatuhan. Sejak gencatan senjata mulai diberlakukan pada 10 Oktober, setidaknya 401 warga Palestina telah tewas akibat tembakan Israel di wilayah tersebut. Angka itu diumumkan juga pada hari Sabtu, menambah catatan kelam yang sepertinya tak kunjung usai.
Artikel Terkait
Pilot Kunci Kokpit di Mexico City, Protes Gaji Tertunda Lima Bulan
Menyelamatkan Jiwa di Tengah Puing: Pertolongan Pertama untuk Trauma Pasca Bencana
Prabowo Tegaskan Loyalitas Menteri Bukan untuk Dirinya, tapi untuk Rakyat
Diskusi Buku Reset Indonesia di Madiun Dibubarkan Paksa, Panitia Bingung