MURIANETWORK.COM – Aksi penggalangan dana yang digalang Ferry Irwandi berhasil mengumpulkan dana fantastis, lebih dari Rp 10 miliar, untuk korban banjir dan longsor di Sumatera. Tapi, kisahnya tak berhenti di angka-angka itu saja.
Ia memutuskan untuk datang sendiri ke Aceh. Dan yang ia temui di Kabupaten Aceh Tamiang benar-benar di luar dugaan. Kondisi masyarakat di sana jauh lebih parah dari yang dibayangkan. Mereka terkatung-katung, bahkan untuk sekadar makan dan minum saja sudah tak bisa selama berhari-hari.
"Keadaannya mengerikan! Susah banget makan. Orang-orang nggak makan berhari-hari," ujar Ferry, menggambarkan keprihatinannya.
Menurut penuturannya, air bersih adalah barang langka. Untuk bertahan, warga terpaksa meminum air banjir yang diberi bubuk teh agar baunya tak terlalu menyengat. Sebuah gambaran yang suram tentang betapa terpuruknya situasi di lapangan.
Seorang warga yang ditemui Ferry mengaku, hingga saat itu belum ada secuil pun bantuan dari pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten, yang menyentuh wilayah mereka.
"Belum ada bantuan sama sekali. Kita dapat dari dana desa cuma beras saja," kata warga itu.
Tak pelak, kabar ini bikin netizen miris. Banyak yang geram, merasa pilihan mereka terhadap pemimpin daerah ternyata keliru. Di saat warga terjepit, para pejabat dinilai tak tampak batang hidungnya.
Artikel Terkait
Menteri Kehutanan dan Izin Presiden: Tabir Nama Perusahaan Pemicu Banjir Sumatra
Dapur Umum Berjibun, 164 Ribu Porsi Harian Selimuti Korban Banjir Sumatera
Cek Rp 3 Miliar untuk Mahar Ternyata Palsu, Mempelai Pria Ditahan Polisi
Bantuan Terhambat, Puluhan Desa di Sumut dan Sumbar Masih Terisolasi