Di sisi lain, Habib Rizieq juga mengingatkan agar dakwah dilihat sebagai sebuah perjuangan, bukan ajang berdagang.
"Jadikan aktivitas dakwah itu sebagai perjuangan hidup kita, way of life, jangan jadikan dakwah itu sebagai bisnis perdagangan," tegasnya. Ia menyoroti fenomena dimana tidak sedikit dai yang mematok tarif saat diundang berceramah. Menurutnya, hal seperti ini tak boleh terjadi.
"Jangan sekali-kali memberikan atau mematok harga untuk dakwah. Kalau diundang ceramah terus bicara soal duit, haram hukumnya."
Namun begitu, ia memberi catatan. Menerima hadiah setelah berdakwah itu diperbolehkan, tak peduli nilainya besar atau kecil. Yang dilarang adalah menetapkan tarif di awal.
Penegasannya jelas: jika dakwah sudah dijadikan bisnis, hilanglah keberkahan dan pengaruhnya. Pesan dakwah semacam itu tak akan pernah menyentuh hati masyarakat secara mendalam.
Artikel Terkait
Langkah Karyawan Telkom di GBK Berbuah Bibit Mangrove
Dedi Mulyadi Ungkap Konsep Kuno Sunda untuk Tangkal Bencana Alam
Pasangan Suami Istri Hadapi Dakwaan Penyiksaan PMI, Jaminan Ditetapkan 20 Ribu Ringgit
Dandim Mimika Ramaikan Festival Dayung dan Seni Budaya di Pomako