Pendidikan terakhirnya adalah SMK. Dan ternyata, HS ini cukup aktif berinvestasi di mata uang kripto. Menurut Andri yang dikonfirmasi terpisah, motifnya sederhana: faktor ekonomi. “Hasil kejahatan dipakai untuk keperluan pribadinya,” ungkapnya.
Jalan Terbongkarnya Kasus
Jadi, bagaimana kasus ini bisa terbongkar? Rupanya, pemilik Markets.com yang bermarkas di London lah yang melaporkan adanya aktivitas mencurigakan. Mereka mendapati pembelian aset kripto dengan nominal yang dimanipulasi. Kerugian yang diderita perusahaan tak tanggung-tanggung, mencapai Rp 6,67 miliar.
Modusnya cukup cerdik, meski akhirnya ketahuan juga. Pelaku memanfaatkan celah kerentanan pada sistem input nominal di fitur jual-beli platform. Dia menyadari ada anomali yang bisa dieksploitasi.
“Tersangka tahu ada celah itu. Akibatnya, sistem Markets.com secara otomatis mengirimkan USDT sesuai angka yang dia input, padahal itu tidak benar,” papar Andri.
Untuk mengelabui, HS pun membuat empat akun fiktif. Nama-nama seperti Hendra, Eko Saldi, Arif Prayoga, dan Tosin dipakai sebagai kedok. Data untuk membuat akun-akun palsu ini didapatkannya dengan cara mencari e-KTP di website opensea.io. Cukup rumit, tapi akhirnya terbongkar juga.
Artikel Terkait
Amukan Laut Banda Telan 11 Nelayan, Pencarian Digelar
Hujan Deras Tak Surutkan Pencarian, Dua Korban Lagi Ditemukan di Longsor Banjarnegara
Singkawang Pacu Legalitas UMKM Lewat Layanan Perseroan Perorangan
Rapat Syuriyah PBNU Soroti Langkah Gus Yahya Undang Pembicara Terafiliasi Zionis