Madrasah dalam Bayang-bayang: Kisah Pilu Guru Bergaji Rp 300 Ribu di Tengah Gemerlap Pendidikan Nasional

- Rabu, 19 November 2025 | 15:30 WIB
Madrasah dalam Bayang-bayang: Kisah Pilu Guru Bergaji Rp 300 Ribu di Tengah Gemerlap Pendidikan Nasional

Dampak pada Lulusan dan Program Pemerintah

Kesenjangan ini berlanjut hingga kesempatan kerja bagi lulusan. "Sekolah negeri gampang mendapatkan pekerjaan, sementara lulusan madrasah yang sebagian besar swasta kesulitan," ucap Nasaruddin.

Ia juga menyoroti bahwa program-program pemerintah seperti Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda belum menyentuh madrasah. "Kami khawatir madrasah kembali menjadi penonton dalam pembangunan pendidikan," tegasnya.

Harapan dan Komitmen Perbaikan

Namun, ada angin segar dengan perhatian khusus dari Presiden Prabowo Subianto. "Kami bersyukur Pak Prabowo sangat concern melihat hal ini. Kami proaktif agar program pendidikan tidak lagi melupakan madrasah," kata Nasaruddin.

Koordinasi dengan Menteri Sosial telah dilakukan untuk memastikan penyaluran bantuan menjangkau madrasah. "Kami ingin pembagian kue pendidikan merata untuk semua anak bangsa," tegasnya.

Nasaruddin mengingatkan kontribusi historis madrasah. "Jangan-jangan madrasah yang paling banyak berkontribusi pahlawan di Taman Makam Pahlawan daripada penikmat sekolah bersubsidi tinggi."

Kendala teknis seperti ketidakmampuan membuat proposal menjadi hambatan tambahan. "Madrasah yang tidak pintar bikin proposal semakin tertinggal. Harus ada kepemihakan dari semua pihak," pungkasnya.

Menteri Agama berharap curahan hatinya ini menjadi bahan pertimbangan Baleg DPR RI dalam memperbaiki regulasi pendidikan untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Halaman:

Komentar