Ledakan bom di SMAN 72 Jakarta masih menyisakan duka mendalam bagi para siswa dan guru. Peristiwa keji ini telah menimbulkan trauma kolektif yang memerlukan penanganan serius dari berbagai pihak.
Hingga tanggal 16 November, tercatat 10 siswa masih menjalani perawatan intensif di beberapa rumah sakit. Rinciannya meliputi lima siswa di RSI Cempaka Putih, tiga siswa di RS Yarsi, satu siswa di RS Polri Kramat Jati, dan satu siswa di RSCM. Sementara itu, jumlah korban yang menjalani rawat jalan mencapai 93 orang.
Fakta Ledakan Bom SMAN 72 Jakarta
Berdasarkan investigasi kepolisian, terungkap bahwa pelaku membawa tujuh unit bom pada hari Jumat (7/11). Dari jumlah tersebut, empat di antaranya berhasil meledak sedangkan tiga lainnya tidak. Lokasi ledakan terjadi di dalam masjid sekolah dan taman baca yang berdekatan dengan bank sampah.
Modus operandi pelaku cukup beragam. Untuk bom yang diledakkan di masjid, pelaku menggunakan remote control sebagai pemicu. Sementara itu, ledakan di taman baca dan area sampah dipicu menggunakan sumbu api konvensional.
Proses Pemulihan Psikologis Korban Ledakan SMAN 72
Kepala SMAN 72 Jakarta, Tetty Helena Tampubolon, mengungkapkan bahwa asesmen psikologis sedang dilakukan secara intensif. Tujuannya untuk memastikan kesiapan mental siswa sebelum kembali mengikuti pembelajaran tatap muka. Selama seminggu terakhir, seluruh aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring.
"Proses pemulihan terus berjalan dengan melibatkan berbagai pihak seperti sekolah, TNI AL, dinas pendidikan provinsi, Kemenkes, Himpsi, dan Kemendikdasmen," jelas Tetty saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
Meski laporan resmi belum diterima, terdapat indikasi positif dimana para siswa mulai menunjukkan kerinduan untuk kembali bersekolah. Namun, keputusan mengenai model pembelajaran selanjutnya akan sangat bergantung pada hasil pemulihan psikologis ini.
Kesiapan Mental Siswa Pasca Ledakan
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengkonfirmasi bahwa belum semua siswa SMAN 72 Jakarta siap secara mental untuk kembali belajar di sekolah. Kendati demikian, sebagian besar orang tua telah menyatakan kesiapan mereka untuk mengembalikan anak-anak ke lingkungan sekolah.
Artikel Terkait
Bambang Pacul Buka Suara Soal Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani: Ini Faktanya
Gubernur Kalbar Tinjau Program Menu Bergizi Gratis di SMK Negeri 1 Benua Kayong
Nana After School Hadapi Perampok Bersenjata: Kronologi, Cedera Ibunda, dan Fakta Terbaru
1.963 Personel Dikerahkan untuk Amankan Aksi Buruh di Monas Jakarta