Dinamika Politik Pasca Jokowi: Pengaruh, Dinasti, dan Isu Ijazah Palsu
Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
Sudah lebih dari satu tahun sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser pada Oktober 2024 dan digantikan oleh Prabowo Subianto. Meski tidak lagi memegang tampuk kepemimpinan nasional, nama Jokowi masih kerap menghiasi panggung politik dan menjadi perhatian publik yang signifikan. Banyak yang menduga mantan presiden ini masih memiliki pengaruh dalam pemerintahan saat ini.
Faktor Penopang Pengaruh Jokowi di Panggung Politik
Beberapa faktor menjadi alasan mengapa figur Jokowi tetap relevan dalam diskursus politik nasional. Pertama, warisan konflik politik selama masa pemerintahannya meninggalkan luka bagi sebagian kalangan yang belum sepenuhnya legawa. Kedua, Jokowi dinilai masih memiliki kendali politik melalui ahli warisnya, seperti Gibran Rakabuming Raka yang menjabat sebagai Wakil Presiden, Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumatera Utara, dan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ketiga, muncul persepsi bahwa Jokowi masih memiliki kemampuan untuk melakukan intervensi tertentu dalam pemerintahan Prabowo, yang diindikasikan dengan dinamika di tubuh kepolisian.
Erosi Kekuatan dan Pergeseran Dukungan
Meski demikian, pengaruh politik Jokowi diakui tidak lagi sekuat ketika ia masih aktif menjabat. Semua instrumen kekuasaan negara telah beralih. Kekuatannya terus mengalami penurunan, yang ditandai dengan perpindahan dukungan dari relawan pendukungnya, seperti Relawan Pro-Jokowi (Projo), ke kubu Prabowo. Hal ini mengindikasikan bahwa basis pendukung Jokowi secara bertahap mulai beralih.
Artikel Terkait
Protes Claudia Sheinbaum: Istana Nasional Dicorat-coret Pelacur Yahudi
Pelantikan Ketua RW 01 Cipadu Tangerang Akhiri Kisruh, Ini Harapan Baru
Wali Kota NYC Serukan Boikot Starbucks, Dukung Mogok Nasional Barista
KSOT: Drone Kapal Selam Indonesia dengan Torpedo, Bisa Menyelam 6 Bulan