“Dari pantauan kami, anak-anak sudah mulai rindu dengan lingkungan sekolah. Namun, untuk hasil asesmen yang detail dan resmi masih dalam proses pendalaman,” tambahnya.
Hasil dari proses pemulihan psikologis ini akan menjadi pertimbangan utama bagi sekolah dalam menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan ke depannya. Hal ini mengingat beberapa siswa masih mengalami rasa trauma dan ketakutan setelah kejadian ledakan.
Di sisi lain, kepolisian juga terus melakukan penyelidikan. Data terbaru menyebutkan bahwa sebanyak 36 saksi anak telah diperiksa untuk mendukung proses hukum. Pelaku yang masih di bawah umur (ABH) saat ini telah sadar, namun belum dapat dimintai keterangan lengkap karena kondisinya yang masih dalam masa pemulihan medis.
Hingga hari Rabu, tercatat 20 siswa masih harus menjalani perawatan di rumah sakit. Satu siswa dengan inisial LH bahkan harus menjalani operasi bedah plastik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akibat luka serius yang dideritanya.
Artikel Terkait
Viral LGBT di ITB: Pro-Kontra, Tanggapan Netizen, dan Fakta Terbaru
Gus Ipul Kagumi Semangat Siswa Disabilitas di Pasuruan, Capai Kemajuan 35%
Padel untuk Jodoh: Rahasia Bertemu Pasangan di Lapangan Olahraga
Puting Beliung Terjang Bantaeng: Kantor Haji Rusak, Jalan Poros Lumpuh