Tedjowulan kembali menegaskan bahwa dirinya tidak mengetahui adanya agenda tambahan tersebut. Ia pun mengaku merasa telah dijebak untuk akhirnya merestui penobatan Mangkubumi sebagai pewaris takhta Keraton Surakarta.
"Kalau bahasa Inggrisnya di-fait accompli mungkin," ucapnya, merujuk pada situasi yang sudah terjadi dan harus diterima.
Restu yang Diberikan dalam Posisi Terpaksa
Dalam posisi yang serba sulit, Tedjowulan mengaku tidak memiliki banyak pilihan. Permintaan itu disampaikan di depan banyak orang, sehingga sulit baginya untuk menolak.
Lebih lanjut, adik kandung almarhum PB XIII ini mengungkapkan bahwa ia terpaksa memberikan restunya ketika KGPH Hangabehi melakukan sungkem dan memohon pangestu (restu) di depan kakinya.
"Yo, saya ini kan wong tuwek (orang tua) disungkemi, disuwuni pangestu (diminta restu), ya sudah saya pengestoni (restui) saja," kata Tedjo.
"Tapi prinsipnya saya nggak ngerti ada tambahan acara itu," tandasnya menegaskan posisinya.
Pesan Tedjowulan untuk Menahan Diri
Sebelumnya, terkait dengan munculnya nama-nama calon penerus Pakubuwono XIII, termasuk KGPAA Hamangkunegoro, Tedjowulan telah meminta semua pihak untuk dapat menahan diri. Hal ini dinilainya penting untuk menjaga kerukunan dan keutuhan keluarga besar Keraton Surakarta.
“Walau sudah ada yang menyebutkan nama, kami belum menetapkan siapa yang akan menjadi raja Keraton Surakarta berikutnya,” kata Tedjowulan pada kesempatan sebelumnya.
Ia berjanji akan segera mengumpulkan para putradalem atau anak-anak dari Pakubuwono XIII untuk membicarakan masa depan keraton. Sebagai informasi, Tedjowulan merupakan adik dari Pakubuwono XIII, meski memiliki ibu yang berbeda.
“Saya akan mengumpulkan semua saudara-saudara kandung Pakubuwono XIII, sekaligus merangkul putradalem untuk menyatukan pandangan tentang masa depan Keraton Surakarta,” pungkasnya.
Artikel Terkait
Netanyahu dan Trump Bahas Gaza dan Iran di Mar-a-Lago, Hamas Tolak Rencana Pelucutan Senjata
Gus Ipul Geram, Nenek 80 Tahun Digusur Paksa di Surabaya
Wakil Ketua MPR Usulkan Pilkada Kembali ke DPRD, Sebut Demi Redam Politik Uang dan Dinasti
Malam di Markas Bos Top: Saat Kolor Hilang Dibahas Setara Makar