Sementara itu dalam pernyataan terpisah yang dimuat KCNA, Korut menuduh Seoul meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut melalui latihan militer dan seruan persenjataan oleh pejabat Korea Selatan (Korsel).
“Bahkan percikan kecil pun dapat menjadi katalisator konflik fisik yang sangat besar antara dua negara yang paling bermusuhan,” bunyi pernyataan tersebut.
Korut baru-baru ini melakukan perubahan dengan menetapkan Korsel sebagai negara musuh yang terpisah, merubah kebijakan yang telah diterapkan selama beberapa dekade, dan pemimpin negara itu Kim Jong Un mengatakan reunifikasi secara damai tidak mungkin lagi dilakukan.
Baca Juga: Serukan Bersiap untuk Perang, Kim Jong-un Umumkan Resolusi Nuklir 2024
Para analis mengatakan langkah tersebut berpotensi membantu membenarkan penggunaan senjata nuklir terhadap Seoul dalam perang di masa depan.
Sebelumnya, militer Korsel mengatakan Korut telah meluncurkan rudal pada hari Minggu (14/1/2023) dari wilayah Pyongyang sekitar pukul 14:55 waktu setempat. Rudal tersebut terbang sekitar 1.000 km di lepas pantai timur negara itu. Sedangkan Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan ketinggian maksimum dari rudal tersebut setidaknya 50 km.
Pyongyang sebelumnya mengatakan pihaknya menguji mesin bahan bakar padat baru untuk rudal balistik menengah pada 11 dan 14 November.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmassa.id
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!