Oleh: Gambuh R Basedo dan Rissa Churria
PENULIS Sapardi Djoko Damono pernah mengatakan bahwa “puisi itu untuk dinikmati, nggak usah mikir: ini artinya apa, itu artinya apa, nikmati saja”.
Apakah yang bisa dinikmati dari sebuah puisi? Keindahannya? Di mana letak keindahannya?
Apakah pada diksi atau pilihan kata yang langsung terlihat karena tersurat sebagai unsur estetikanya?
Baca Juga: Keindahan 5 Destinasi Wisata Boyolali yang Harus Anda Kunjungi
Apakah pada isi yang tidak langsung terlihat karena hanya tersirat di dalamnya?
Mungkinkah keindahan puisi justru terletak pada perpaduan antara keduanya, perpaduan antara unsur estetik dan ekstraestetiknya, perpaduan antara bentuk dan isinya?
Apakah menikmati puisi sama dengan memberikan apresiasi atasnya?
Menikmati sama dengan merasai sesuatu yang nikmat atau mengalami sesuatu yang menyenangkan.
Sementara itu, mengapresiasi adalah tindakan melakukan pengamatan, penilaian, dan penghargaan terhadap suatu karya.
Bisakah kita menikmati tanpa mengapresiasi atau mengapresiasi tanpa menikmatinya?
Baca Juga: Kendal, Jepara dan Kota Tegal Juara Data Emis Kemenag Jawa Tengah
Apakah modal dasar untuk menikmati sama dengan kebutuhan untuk mengapresiasi?
Tampaknya rentet pertanyaan ini memerlukan jawaban dan sekaligus akan memicu pertanyaan ikutan.
Oleh karena itu, mari kita lupakan saja.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Acara Siraman Al Ghazali Dihadiri Keluarga Besar, Pertemuan Maia dan Mulan jadi Sorotan
Sebelum mualaf, adik Darius Sinathrya pernah tanya ke guru agama: Di Alkitab gak boleh sembah berhala, kenapa...
Alasan adik Darius Sinathrya putuskan masuk Islam: Dulu aktif di gereja lalu coba-coba solat
Jalani Prosesi Melukat di Bali, Marshanda Buka Suara Soal Isu Pindah Agama