Alasannya sederhana: empati. Ia dan keluarganya merasa tidak tega untuk berfoya-foya sementara berita duka dari Aceh dan Sumatera akibat bencana alam masih terus berdatangan.
"Jujur, tahun ini gua enggak liburan ke mana-mana. Kita di rumah dan di Jakarta aja," katanya.
Selain karena padatnya jadwal promosi film untuk Rio dan persiapan syuting untuk Atiqah ada perasaan tidak enak yang lebih dalam. Baginya, memamerkan kebahagiaan di saat yang tidak tepat adalah hal yang "kurang sreg".
"Kita melihat teman-teman yang di Sumatera terutama, mereka lagi dalam bencana. Itu buat kita sekeluarga kayak enggak hadir di dalam suasana duka ini terus kita happy-happy sampai pamer-pamer. Itu kurang sreg buat saya," tegasnya.
Lantas, apakah ia turut membantu? Rio mengaku terlibat dalam sejumlah aksi donasi untuk korban. Namun, ada satu prinsip yang ia pegang teguh: ia bukan tipe orang yang perlu menyebarkan setiap kebaikan yang dilakukannya.
"Saya terlibat, tapi saya bukan tipe orang yang harus share-share," ujarnya lugas. "Pilihan saya adalah ya ketika saya mau menyumbang atau melakukan sesuatu, ya jangan di-share."
Dari urusan hadiah untuk istri hingga keputusan untuk berempati dengan korban bencana, pilihan-pilihan Rio Dewanto terasa jujur. Mungkin tidak selalu penuh bunga-bunga, tapi datang dari pertimbangan yang dalam. Dan itu, bisa dibilang, punya nilainya sendiri.
Artikel Terkait
Imam Darto Tunda Liburan Akhir Tahun Demi Promosi Film Modual Nekad
Natasha Rizky: Dukungan untuk Brand Sendiri Lebih dari Sekadar Penampilan
My Chemical Romance Batal di Hammersonic, Ganti Konser Tunggal di JIS
Inul Daratista Beri Pesan Haru dan Kocak untuk Ibunda di Hari Ibu