Marissa dengan tegas menyatakan bahwa pandangan masyarakat yang menempatkan ibu sebagai sosok tanpa cela justru bertentangan dengan kodrat manusiawi. "Ibu dianggap bukan manusia, hanya dari satu sisi saja. Padahal, mendengar cerita-cerita kalian, memang seperti itulah menjadi ibu," ujarnya.
Aktris yang dikenal melalui film "A Normal Woman" ini menekankan bahwa tidak ada sosok ibu yang sempurna, dan hal tersebut adalah sesuatu yang wajar. Menurutnya, perempuan memiliki hak untuk menunjukkan emosi dan sifat yang mungkin dianggap "tidak keibuan" dalam standar masyarakat.
Normalisasi Ketidaksempurnaan
"Menjadi seorang ibu itu messy, dan itu okay. Tidak masalah memiliki sifat-sifat yang dianggap 'tidak keibuan', karena jika tidak, banyak ibu yang akan 'gila' karena menekan perasaannya sendiri," tegas Marissa.
Pernyataan ini kini mendapatkan konteks baru di tengah proses perceraian yang sedang dijalaninya. Pengamat sosial melihat ungkapan Marissa sebagai cerminan dari tekanan multidimensional yang dihadapi perempuan modern, khususnya mereka yang berkarir di industri hiburan.
Proses hukum perceraian Marissa Anita dan Andrew Trigg masih berlangsung, dengan sidang pertama telah dilaksanakan pada 19 November 2025 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Artikel Terkait
Dosen Untag Semarang Tewas di Kamar Kost, Rekan Sekamar Anggota Polri
Hamish Daud dan Christy Jusung: Dua Pandangan Berseberangan Soal Hubungan Pascaperceraian
Gonzales Diperlakukan Bak Suporter Biasa di Tengah Kerumunan, Tak Masuk Daftar VIP
Pierce Brosnan Buka Pintu untuk Kembali ke Dunia James Bond, Bukan sebagai 007