Di kawasan Diplomatic Quarter, Riyadh, ada pemandangan yang jarang terlihat. Sebuah antrean panjang, didominasi wajah-warga asing, mengular di depan sebuah toko. Bukan untuk tiket konser atau makanan terkenal, tapi untuk alkohol. Fenomena ini ramai terjadi sejak akhir Desember lalu.
Menurut laporan The Independent, mereka yang antre adalah warga asing non-Muslim yang memenuhi syarat ketat. Diplomat dan pemegang Premium Residency termasuk di dalamnya. Intinya, mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk kesempatan membeli minuman beralkohol secara legal sebuah hal yang mustahil beberapa tahun silam di Arab Saudi.
Toko ini sendiri sebenarnya bukan hal baru. Konon, operasinya sudah berjalan diam-diam sejak Januari 2024, tersembunyi di area diplomatik. Namun belakangan, aksesnya diperluas. Kabar itu yang diduga memicu membludaknya pengunjung.
Prosedurnya tidak main-main. Setiap calon pembeli harus melalui verifikasi identitas yang ketat. Ada juga batasan jumlah pembelian per orang. Dan jangan kira semua yang datang bisa langsung masuk; penjagaan tetap ketat.
Fenomena ini, jujur saja, menandai pergeseran signifikan. Bayangkan, bertahun-tahun Arab Saudi dikenal dengan larangan total alkohol. Pelanggarnya bisa kena sanksi berat. Namun begitu, aturan keras itu kini punya pengecualian.
Artikel Terkait
Tahun Baru Masehi: Boleh atau Haram? Menelisik Perdebatan yang Tak Kunjung Usai
Rahasia Panjang Umur Okinawa: Makan Hanya 80 Persen Kenyang
Badai Kritik di Medsos Bikin Ayu Aulia Ungkap Depresi Usai Dilantik di Tim Kreatif Bela Negara
Syahrini Pamer Tas Hermès Rp 5,8 Miliar di Paris, Koleksi Langka Ratu Hermès Kembali Hebohkan Netizen