Desember dan Rahasia Otak Sehat di Balik Keramaian Keluarga

- Kamis, 25 Desember 2025 | 11:00 WIB
Desember dan Rahasia Otak Sehat di Balik Keramaian Keluarga

Mari jujur. Tidak setiap interaksi sosial itu menyenangkan. Kadang, nasihat dari ibu atau tante terasa menyebalkan. Mereka mungkin mengomentari pola makan, gaya hidup, atau bahkan urusan karier kita.

Meski bikin gregetan, dorongan-dorongan seperti itu walau melelahkan secara emosi seringkali mengarahkan kita pada kebiasaan hidup yang lebih sehat. Dan pada akhirnya, semua itu baik untuk otak.

Tapi kamu tak perlu memaksakan diri punya banyak teman kalau itu justru membebani. Satu atau dua hubungan yang benar-benar bermakna, itu sudah cukup kok. Kuncinya ada di keberanian untuk membuka diri dan mencari ruang di mana kita bisa merasa nyaman untuk terhubung.

Mekanisme di Baliknya

Sebagai makhluk sosial, otak perempuan sejatinya dirancang untuk merespons interaksi. Setiap percakapan, ungkapan empati, atau pertukaran cerita memicu otak untuk terus aktif bekerja.

Relasi sosial memberikan dua hal sekaligus: dukungan emosional dan latihan mental. Saat kita mengelola dinamika di kantor, membangun jaringan, atau sekadar mengobrol di meja makan, sebenarnya kita sedang melatih bahasa, memori, dan kemampuan mengambil keputusan.

Sebuah studi menarik menemukan fakta ini: lansia baik perempuan maupun laki-laki yang sering mengobrol dengan orang lain punya fungsi kognitif yang lebih tajam. Ini dibandingkan dengan mereka yang pembicaraannya hanya berputar pada diri sendiri atau topik yang pasif, seperti acara TV.

Jadi, meluangkan waktu untuk ngobrol seru atau mendengar cerita orang lain bukan sekadar kegiatan pengisi waktu. Itu adalah investasi. Investasi jangka panjang untuk kesehatan otak kita.

Jadi, di tengai riuh rendah bulan Desember ini, mungkin kebersamaan justru jadi hadiah terselubung. Sebuah hadiah kecil yang diam-diam bekerja menjaga dan merawat kesehatan otak kita, untuk hari ini dan nanti.


Halaman:

Komentar