Gelombang PHK di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir pada Oktober 2025. Data terbaru menunjukkan sebanyak 153.074 karyawan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja, angka yang melonjak tiga kali lipat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Laporan dari Challenger, Gray & Christmas Inc. mengungkap dua faktor utama penyebab PHK masif ini: adopsi kecerdasan buatan (AI) yang masif dan langkah efisiensi biaya besar-besaran oleh perusahaan. Industri sedang menyesuaikan diri setelah periode perekrutan masif selama pandemi, didorong oleh pelemahan belanja konsumen dan meningkatnya biaya operasional.
Tren PHK 2025 di AS telah melampaui 1 juta kasus, mencatatkan level tertinggi sejak masa pandemi. Situasi ini diperparah dengan rencana rekrutmen perusahaan yang mencapai titik terendah sejak 2011, menyulitkan para pekerja yang terkena PHK untuk segera mendapatkan pekerjaan baru.
Data ini bertolak belakang dengan pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menyebut pelemahan pasar tenaga kerja berlangsung bertahap. Meski data ADP Research menunjukkan penambahan 42.000 tenaga kerja pada Oktober, angka ini tetap konsisten dengan tren pelemahan permintaan tenaga kerja secara keseluruhan.
Analisis Challenger memprediksi tidak akan ada musim perekrutan yang kuat pada 2025, meski ada peluang perekrutan tambahan di akhir musim menyusul penurunan suku bunga. Kondisi ini memicu kekhawatiran terhadap stabilitas pasar tenaga kerja AS di tengah transformasi digital dan tekanan ekonomi.
Artikel Terkait
Menteri UMKM Beberkan Penyebab Produk Lokal Dibilang Mahal & Bahaya Impor Baju Bekas
Wall Street Anjlok: Aksi Jual Besar-Besaran Teknologi & PHK Meningkat Tekan Pasar
Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan 2025: Syarat & 23 Juta Penerima
Transportasi Umum Gratis Jakarta untuk Gaji di Bawah Rp 6,2 Juta & Analisis Anjloknya Bitcoin