Di sisi lain, sektor formal juga menghadapi berbagai tantangan. Survei yang sama menunjukkan:
- 80,2% responden mengeluhkan batasan usia dalam mencari kerja
- 75,9% merasakan keterbatasan lapangan kerja formal
- 64,2% masih mengkhawatirkan PHK massal
- 58% menilai kenaikan upah tidak sebanding dengan kebutuhan hidup
Meski demikian, minat terhadap pekerjaan formal tetap tinggi. Ini tercermin dari membeludaknya pendaftar CPNS 2024 yang mencapai 3,9 juta orang untuk hanya 2,3 juta formasi, serta Rekrutmen Bersama BUMN 2025 yang diikuti 1,4 juta pelamar untuk sekitar 2.000 lowongan.
Solusi dan Rekomendasi untuk Masa Depan
Syafruddin Karimi, Guru Besar FEB Universitas Andalas, menekankan perlunya langkah korektif seperti:
- Benefit portable bagi pekerja gig
- Tabungan dan pensiun mikro otomatis
- Pelatihan yang terhubung langsung dengan lowongan kerja
Sementara Tauhid menyarankan agar pekerja gig melengkapi diri dengan literasi keuangan dan berinvestasi, misalnya dengan emas atau Surat Berharga Negara (SBN), untuk menciptakan pendapatan yang berkelanjutan.
Kedua ekonom sepakat bahwa meski gig economy memberikan fleksibilitas, stabilitas dari sektor formal tetap lebih diinginkan karena menjanjikan jenjang karir, pendapatan stabil, dan jaminan sosial yang lebih baik.
Artikel Terkait
Avia Avian Tutup Paksa Anak Usaha Cat Kapal yang Terus Merugi
Saham Tekologi AI Selamatkan Wall Street dari Tekanan Pekan Ini
KRYA Amankan Kontrak Rp240 Miliar untuk Pasok 10.000 Motor Listrik
Lebih dari Seribu Relawan BUMN Bergerak, Bantuan Masif Dikirim ke Aceh