Gig Economy di Indonesia: Peluang Penghasilan & Risiko Kerentanan Pekerja

- Minggu, 02 November 2025 | 16:24 WIB
Gig Economy di Indonesia: Peluang Penghasilan & Risiko Kerentanan Pekerja

Di sisi lain, sektor formal juga menghadapi berbagai tantangan. Survei yang sama menunjukkan:

  • 80,2% responden mengeluhkan batasan usia dalam mencari kerja
  • 75,9% merasakan keterbatasan lapangan kerja formal
  • 64,2% masih mengkhawatirkan PHK massal
  • 58% menilai kenaikan upah tidak sebanding dengan kebutuhan hidup

Meski demikian, minat terhadap pekerjaan formal tetap tinggi. Ini tercermin dari membeludaknya pendaftar CPNS 2024 yang mencapai 3,9 juta orang untuk hanya 2,3 juta formasi, serta Rekrutmen Bersama BUMN 2025 yang diikuti 1,4 juta pelamar untuk sekitar 2.000 lowongan.

Solusi dan Rekomendasi untuk Masa Depan

Syafruddin Karimi, Guru Besar FEB Universitas Andalas, menekankan perlunya langkah korektif seperti:

  • Benefit portable bagi pekerja gig
  • Tabungan dan pensiun mikro otomatis
  • Pelatihan yang terhubung langsung dengan lowongan kerja

Sementara Tauhid menyarankan agar pekerja gig melengkapi diri dengan literasi keuangan dan berinvestasi, misalnya dengan emas atau Surat Berharga Negara (SBN), untuk menciptakan pendapatan yang berkelanjutan.

Kedua ekonom sepakat bahwa meski gig economy memberikan fleksibilitas, stabilitas dari sektor formal tetap lebih diinginkan karena menjanjikan jenjang karir, pendapatan stabil, dan jaminan sosial yang lebih baik.


Halaman:

Komentar