Pajak Hiburan di Indonesia: Dampak, Tarif, dan Reformasi untuk Industri Kreatif

- Sabtu, 01 November 2025 | 10:06 WIB
Pajak Hiburan di Indonesia: Dampak, Tarif, dan Reformasi untuk Industri Kreatif

Dampak Negatif Pajak Hiburan terhadap Industri Kreatif

Di sisi lain, tarif pajak hiburan yang tinggi seringkali menjadi beban tambahan bagi konsumen dan pelaku industri. Kenaikan harga tiket akibat pajak dapat mengurangi minat masyarakat untuk menikmati hiburan berbayar, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan industri kreatif.

Badan Pusat Statistik mencatat penurunan pendapatan sektor hiburan sebesar 15% selama pandemi yang belum sepenuhnya pulih. Pajak tambahan ini dapat semakin memberatkan promotor musik indie atau teater komunitas yang memiliki margin keuntungan terbatas.

Ketimpangan juga terjadi dalam penerapan pajak hiburan. Daerah maju seperti Jakarta mungkin masih mampu menanggung beban pajak, sementara daerah terpencil kesulitan mengembangkan event hiburan karena biaya tinggi. Isu transparansi penggunaan dana pajak juga menjadi perhatian penting dalam implementasi kebijakan ini.

Solusi Reformasi Pajak Hiburan yang Berkeadilan

Daripada menghapus total, pajak hiburan perlu direformasi agar lebih berkeadilan. Beberapa langkah perbaikan yang dapat dipertimbangkan:

Pertama, penyesuaian tarif progresif dengan memberikan keringanan atau pembebasan bagi event skala kecil dan komunitas. Kedua, meningkatkan transparansi alokasi dana pajak dengan menerbitkan laporan penggunaan yang dapat diakses publik. Ketiga, mengintegrasikan sistem pemungutan pajak dengan teknologi digital untuk efisiensi dan mengurangi birokrasi.

Dengan reformasi yang tepat, pajak hiburan dapat menjadi sumber pendapatan daerah yang efektif tanpa menghambat pertumbuhan industri kreatif. Langkah ini akan mendukung terwujudnya ekosistem hiburan yang sehat dan berkelanjutan di Indonesia.


Halaman:

Komentar