PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), atau yang dikenal sebagai Blibli, melaporkan kinerja keuangan kuartal III 2025 dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat. Pendapatan konsolidasi Blibli meroket 32 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 5,64 triliun, dibandingkan Rp 4,27 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, pendapatan Blibli dalam sembilan bulan pertama 2025 juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan 26 persen yoy, mencapai Rp 15,24 triliun.
Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh seluruh lini bisnis, dengan kontribusi signifikan dari kategori elektronik konsumen dan ekspansi agresif jaringan toko fisik. Meski demikian, perusahaan mencatat sedikit penurunan marjin bruto menjadi 17,6 persen dari sebelumnya 19,3 persen, yang terutama disebabkan oleh perubahan bauran produk di segmen ritel 1P.
Blibli berhasil meningkatkan take rate menjadi 8,4 persen dari 7,7 persen. Pencapaian ini ditopang oleh pertumbuhan yang solid di segmen ritel 1P dan toko fisik, yang masing-masing tumbuh 19 persen dan 28 persen.
Segmen toko fisik Blibli menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar dengan melonjak 50 persen yoy menjadi Rp 1,32 triliun. Keberhasilan ini didukung oleh peluncuran produk baru dan ekspansi gerai merek tunggal seperti Apple dan Huawei.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Pembangunan IKN Tahap II Dimulai Akhir 2025: Legislatif & Yudikatif, Anggaran Rp 11,6 Triliun
Bea Cukai Tanjungpandan Musnahkan 50 Ribu Rokok Ilegal & 24 Liter Miras
Pelabuhan Tanjung Carat: Solusi Kecelakaan & Penggerak Ekonomi Sumsel
Pelabuhan Tanjung Carat Sumsel Disetujui, Solusi Akhir Kendala Logistik dan Hilirisasi