Dari sisi neraca, posisi keuangan IPCC hingga 30 September 2025 sangat sehat dengan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp964 miliar. Yang lebih mengesankan, ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp1,34 triliun dan IPCC tidak memiliki utang berbunga sama sekali.
Strategi dan Inovasi Pendongkrak Kinerja
Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi, mengungkapkan bahwa inovasi menjadi kunci peningkatan kinerja. "Perseroan terus berinovasi dalam rangka meningkatkan kinerja seperti digitalisasi layanan, transformasi pola operasi, inovasi produk, dan model bisnis," ujarnya.
Langkah-langkah strategis tersebut memberikan dampak positif yang nyata pada kinerja IPCC, baik dari sisi operasional maupun finansial. "Semua ini pada akhirnya memberikan kepuasan kepada para pengguna jasa sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan hubungan sinergis yang erat," tambah Sugeng.
Lonjakan Aktivitas Ekspor-Impor Kendaraan
Secara operasional, hingga kuartal III-2025, IPCC berhasil memfasilitasi kegiatan ekspor-impor kendaraan completely built-up (CBU) sebanyak 380.296 unit, yang berarti meningkat 21 persen.
Rinciannya, distribusi ekspor mencapai 284.492 unit (naik 10 persen), sementara impor melonjak 70 persen menjadi 95.804 unit. Lonjakan impor ini tidak terlepas dari masuknya merek otomotif China seperti BYD secara masif. Dari total impor tersebut, sebanyak 57.035 unit atau 59,5 persen merupakan mobil listrik baterai (Battery Electric Vehicle/BEV).
Artikel Terkait
Target 98% Inklusi Keuangan: OJK Bocorkan Strategi Baru Setelah Raih 80,5%
Trump vs China: Rahasia Di Balik Perang Mineral Tanah Jarang yang Akan Guncang Perekonomian Global
Bangkitnya Raksasa Tekstil Indonesia: Dari Sunset Industry Jadi 5 Besar Dunia, Ini Rahasianya!
Harga Emas Pegadaian Melonjak! Cek Rincian Kenaikan Galeri24 & UBS Hari Ini (25/10)