Dalam kondisi apapun, lanjutnya, BRI menerapkan secara konsisten strategi just right liquidity.
“Artinya, kami tidak menumpuk likuiditas yang berlebihan, tetapi juga tidak membiarkan kita kekurangan likuiditas, supaya BRI tetap bisa terus tumbuh secara optimal,” tambahnya.
Baca Juga: Diserang 30 Sengatan Tawon Vespa Affinis, Kakek 80 Tahun Meninggal
Kendati demikian, Sunarso juga mengatakan bahwa untuk Kuartal I-2024 pihaknya meyakini bahwa likuiditas masih memiliki challenging, terutama dengan suku bunga acuan yang berada di level 6%.
“Harapan kami, nanti setelah lewat satu semester, semoga bisa memasuki era suku bunga rendah atau normal kembali. Oleh karena itu, BRI terus membuka ruang untuk penyesuaian suku bunga, baik pinjaman maupun simpanan. Tentunya mempertimbangkan banyak faktor seperti biaya dana, persaingan, serta kondisi perekonomian,” paparnya.
Baca Juga: Kecewa Tak Ada Ucapan Terimakasih, Almas Gugat Gibran ke Pengadilan Solo
Meskipun terdapat tantangan berupa ketatnya likuiditas, BRI tetap menargetkan pertumbuhan kredit yang agresif di tahun 2024.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: solo.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau, Tapi Ada Sinyal Menarik dari Rupiah!
Rahasia di Balik Kenaikan Gila PGE: Pendapatan Tembus Rp5,2 Triliun!
Rahasia di Balik Suksesnya Asta Karya 2025: Kolintang, Toar & Lumimuut Memukau Manado
Dukungan Penuh Pemangku Hak Ulayat untuk PT DPM: Kunci Kesejahteraan Dairi Terungkap!