paparnya.
Upaya lain adalah mendongkrak produksi di kawasan Pantai Utara Jawa. Saat ini, rata-rata hasil panen di sana masih sekitar 100-120 ton per hektare. Tahun depan, KKP targetkan kenaikan 30 persen, jadi 120-150 ton per hektare.
Soal capaian produksi tahun ini, Frista mengungkap angka 1.009.845 ton per tahun per 2 Desember, gabungan dari tambak rakyat dan pelaku usaha. Angka itu turun dari sebelumnya.
“Ini memang karena faktor cuaca. Tahun ini hujan lebih dominan, sangat mempengaruhi proses pembentukan kristal garam,”
ujarnya.
Pendataan Tambak Terdampak Banjir Sumatera Sudah Dimulai
Di sisi lain, KKP juga mulai mendata tambak garam yang terdampak bencana banjir di Sumatera. Dari pantauan sementara, ada delapan kabupaten yang kena imbas: Aceh Besar, Aceh Timur, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Aceh Utara, Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.
“Mayoritas tambak di delapan kabupaten itu terendam banjir. Banyak rumah garam rusak, dan sekitar 50 persen peralatan garam perebusan juga mengalami kerusakan,”
kata Frista.
Meski begitu, perhitungan kerugian secara detail dan menyeluruh masih terus dilakukan. Angka pastinya belum bisa diumumkan.
Artikel Terkait
Grup Prajogo Pangestu Dapat Pinjaman Rp3,3 Triliun untuk Ekspansi Energi
PNM Unggulkan Pembiayaan Syariah, 73% Dana Usaha Mikro Tersalur Lewat Skema Ini
Bursa Asia Lesu di Akhir Tahun, Wall Street Tutup Buku dengan Tenang
Harga Minyak Terjebak Stagnan, Sementara Nikel dan Timah Melonjak