Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, punya target ambisius. Ia ingin sejumlah instalasi pengolahan air atau water treatment plant (WTP) di Aceh, wilayah yang baru saja dilanda banjir besar, bisa berdiri dalam tiga sampai empat bulan ke depan. Waktu yang cukup singkat, mengingat kerusakan yang terjadi cukup parah.
Krisis air bersih jadi masalah utama pasca-banjir. Bencana itu bukan cuma merendam permukiman, tapi juga mengubah wajah sungai-sungai. Pendangkalan dan pelebaran aliran terjadi secara masif, yang ujung-ujungnya bikin banyak WTP tak bisa beroperasi normal.
“Harapan kami dalam tempo 3 sampai 4 bulan ke depan, beberapa Water Treatment Plant yang berkapasitas sekitar 50 liter per detik bisa segera terbangun di beberapa titik,”
Demikian penjelasan Dody dalam Rapat Koordinasi Pemulihan Bencana Sumatera, Selasa lalu. Ia menyebut, banyak WTP yang lokasinya di tepian sungai kini tertimbun lumpur. Pidie Jaya adalah salah satu wilayah yang merasakan dampaknya.
Nah, upaya pemulihannya nggak cuma sekadar membangun yang baru. Kementerian PU juga turun tangan membersihkan sedimen dan tumpukan kayu di sejumlah bendungan. Ambil contoh Bendungan Jambu Aye dan Keureuto. Tujuannya jelas: agar aliran sungai kembali lancar dan WTP di sekitarnya bisa dihidupkan kembali.
Artikel Terkait
Listrik Aceh Mulai Pulih, Tapi Ribuan Rumah Masih Tertimbun Lumpur
IKI Desember Melambat, Tapi Optimisme Pelaku Industri Masih Terjaga
Standar Baru Garam Rakyat Dikebut, Targetnya Bisa Masuk Pasar Industri
Bea Cukai Pecat 33 Pegawai, Target APBN Rp 301 Triliun Jadi Tantangan Berat