Wall Street mengakhiri sesi perdagangan Senin dengan catatan merah. Tekanan utama datang dari sektor teknologi, yang tampaknya kehilangan momentum setelah performa gemilang pekan sebelumnya.
Indeks S&P 500 akhirnya merosot 0,35% ke level 6.905,74. Nasdaq, yang dipenuhi saham-saham tech, turun lebih dalam lagi, 0,50% menjadi 23.474,35. Sementara itu, Dow Jones tak luput dari tekanan, anjlok 249 poin atau setara 0,51%.
Pelemahan ini cukup terasa di antara raksasa teknologi, khususnya yang berkaitan dengan AI. Nvidia dan Palantir Technologies, misalnya, masing-masing kehilangan 1,2% dan 2,4%. Tapi jangan salah, bagi sebagian analis, ini justru dilihat sebagai kesempatan.
"Ini bukanlah tanda berakhirnya dominasi sektor teknologi. Justru, momen seperti ini bisa jadi peluang pembelian yang baik," ujar Hank Smith, Direktur dan Kepala Strategi Investasi di Haverford Trust.
Ia menyampaikan pandangannya itu sembari menilai kondisi pasar saat ini.
Di sisi lain, Tesla ikut memberi beban. Sahamnya terjun 3,3% setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi, dan hal itu langsung berdampak pada sektor barang konsumen non-esensial. Sektor material juga lesu, terutama perusahaan-perusahaan pertambangan logam mulia. Harga perba yang sempat tembus $80 per ons akhirnya melemah, dan emas pun ikut turun setelah reli berturut-turut.
Artikel Terkait
BRI Raih Penghargaan untuk Pemberdayaan Ekonomi Akar Rumput
Saham Emas Rontok, Ikuti Aksi Ambil Untung di Pasar Global
Bali Justru Ramai Turis Asing, Meski Kunjungan Domestik Menyusut
IHSG Tutup Tahun 2025 dengan Catatan Merah, Sejumlah Sektor Bertahan Hijau