Hingga September 2025, volume angkutan PT Ancara Logistics Indonesia (ALII) untuk tongkang berukuran 300 feet anjlok cukup dalam. Perusahaan mencatat angkanya hanya 942.000 metrik ton, turun lebih dari 50% dibanding realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 1,98 juta MT. Penurunan ini, rupanya, tak lepas dari gejolak yang terjadi di panggung global.
Menurut Direktur ALII, Rahul Nalin Rathod, dinamika dunia saat ini benar-benar menekan aktivitas ekspor batu bara. Persaingan ketat antara Amerika Serikat dan China, misalnya, ikut memengaruhi arus komoditas ini ke dua pasar raksasa: China dan India.
"Penurunan permintaan dari kedua negara itu berdampak langsung pada utilisasi tongkang 300 feet kami, yang selama ini banyak mengandalkan ekspor," jelas Rahul.
Namun begitu, faktor eksternal bukan satu-satunya penyebab. Pola permintaan dari pelanggan utama perusahaan juga berubah. Sepanjang tahun ini, dua klien besar ALII PT Ade Putra Tanrajeng dan PT Guruh Putra Bersama lebih fokus melayani pasar dalam negeri.
Rahul menyebutkan, keputusan ini didorong oleh kondisi bisnis yang belum sepenuhnya stabil. Di sisi lain, harga jual di pasar domestik ternyata cukup menarik jika dibandingkan dengan ekspor.
Artikel Terkait
Setelah Jalan Rusak Parah, Pasokan BBM Akhirnya Tembus Bener Meriah
Pasar Otomotif Lesu, Tapi Emiten Ini Justru Tumbuh Pesat
Satgas Beras Turunkan Harga, Zona 3 Papua Catat Penurunan Terbesar
Efisiensi Bawa Angin Segar, Laba Kotor Merdeka Battery Melonjak 22%