Emas dan perak benar-benar meledak. Bukan cuma naik, tapi mencatatkan level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut data Bloomberg yang dirilis Jumat lalu, harga emas spot sempat menyentuh angka fantastis, USD 4.530 per troy ounce. Kenaikannya sekitar 1,2 persen.
Perak? Jangan ditanya. Logam ini juga meroket. Untuk hari kelima berturut-turut, harganya terus melesat dan bahkan tembus USD 75 per troy ounce suatu pencapaian baru. Lonjakannya cukup tajam, mencapai 4,6 persen.
Nah, apa penyebabnya? Untuk perak, ada dua hal utama. Pertama, aliran dana spekulatif yang deras. Kedua, pasokan yang masih bermasalah di beberapa pasar global. Ini seperti lanjutan dari 'short squeeze' bersejarah yang terjadi Oktober lalu.
Di sisi lain, pelemahan dolar AS memberi angin segar bagi reli ini. Indeks Bloomberg Dollar Spot anjlok 0,8 persen sepanjang pekan, penurunan mingguan terburuk sejak Juni. Ketika dolar melemah, aset seperti emas dan perak otomatis lebih murah dan menarik bagi investor luar negeri.
Geopolitik juga berperan besar menciptakan ketidakpastian. Dunia seperti sedang panas. AS baru-baru ini memblokade kapal tanker minyak Venezuela, memperketat tekanan terhadap pemerintahan Maduro.
Belum lagi konflik di Afrika yang makin memanas.
Presiden AS Donald Trump lewat unggahan media sosialnya menyebut, negaranya telah melancarkan "serangan yang dahsyat dan mematikan" terhadap kelompok teroris di Nigeria. Situasi seperti ini mendorong investor mencari aset safe haven, dan logam mulia adalah pilihan klasik.
Artikel Terkait
Pasar Asia Tutup Tahun dengan Saham dan Emas Cetak Rekor Baru
Udang Beku Indonesia Ditarik FDA, KKP Sebut Kasus Lama yang Kembali Ramai
Dua Provinsi Baru Papua Tembus Papan Atas UMP 2026, Jakarta Tetap Puncaki Daftar
Aceh Bekukan Kenaikan UMP 2026, DKI Jakarta Tembus Rp5,7 Juta