Harga minyak sawit mentah atau CPO kembali menguat di perdagangan Selasa (23/12/2025). Ini sudah hari kedua berturut-turut. Penguatan ini tak lepas dari sentimen positif yang dibawa oleh kenaikan harga minyak kedelai, yang didorong permintaan kuat dari China.
Di Bursa Malaysia Derivatives Exchange, kontrak acuan CPO untuk pengiriman Maret tercatat naik 0,95 persen, berada di level 4.025 ringgit Malaysia per ton. Catatan ini diambil sekitar pukul tiga sore lebih waktu Indonesia Barat. Meski dua hari ini hijau, kalau dilihat dari perjalanan sebulan terakhir, harga CPO justru masih tertekan dengan pelemahan mencapai 2,16 persen. Naik turun memang sudah biasa di pasar komoditas.
Menurut sejumlah saksi di lapangan, korelasi antara sawit dan kedelai memang erat. David Ng, seorang trader proprietary di Iceberg X Sdn Bhd Kuala Lumpur, memberikan penjelasannya.
"Kenaikan CPO sejalan dengan penguatan pasar minyak kedelai, yang terutama didorong oleh permintaan China yang solid," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Di China sendiri, kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian memang naik 0,39 persen. Bahkan, kontrak minyak sawit di bursa yang sama melonjak lebih tinggi, 1,56 persen. Situasinya berbeda di Chicago Board of Trade, di mana harga minyak kedelai justru melemah 0,51 persen. Pada dasarnya, pergerakan CPO memang cenderung mengikuti minyak nabati pesaingnya karena persaingan ketat untuk merebut pangsa pasar global.
Artikel Terkait
Abon Serang dan Rendang Padang: Bantuan yang Hangat dari Dapur Para Ibu
PNM Raih Penghargaan Komunikasi Inklusif Berkat Dedikasi pada Pemberdayaan Perempuan
Purbaya Siapkan Rp 2 Triliun untuk Tekstil dan Furniture, Bunga 6 Persen
Abon Serang dan Rendang Padang: Solidaritas Sesama Nasabah untuk Korban Bencana